Setelah menjadi profesional di bidangnya, Jesicca membenarkan pandangan soal bentuk tubuh, bahwa menjadi gemuk bukanlah sebuah kegagalan moral.
"Budaya kita sangat takut gemuk. Prasangka buruk terhadap orang-orang yang bertubuh gemuk sangat tertanam di kepala kita," ungkap Jessica.
Seperti yang disampaikan Jesicca, konsep negatif tentang tubuh, standar tubuh yang tak sehat, serta diet yoyo yang tak ada habisnya sering kali diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Lantas, sebagai orang tua, bagaimana caranya agar kita dapat menyampaikan kepada anak bahwa gemuk bukanlah hal yang buruk dan fluktuasi berat badan adalah hal yang normal?
Baca Juga: Mau Coba Gaya Hidup Minimalis? Mulai dari Terapkan 5 Tips Dasar Ini
1. Hilangkan Moralitas Pada Makanan
Mendorong netralitas pada makanan adalah hal yang penting. Salah satu caranya ialah dengan tidak melabeli mana makanan yang baik dan mana yang buruk.
Ajarkan anak bahwa kita bisa memakan semua jenis makanan, termasuk sesekali mengonsumi makanan manis jika memang sedang tersedia.
"Tak ada makanan yang benar-benar terlarang. Jika kamu membatasi anak untuk makan makanan tertentu, biasanya mereka jadi berlebihan saat bisa memakan makanan itu," ujar Jessica.
Selain itu, sebagai orang tua kita juga harus berhati-hati saat membicarakan tubuh atau penampilan orang lain. Termasuk saat menanggapi anak tentang hal tersebut.
"Jika anakmu menyebut seseorang gemuk, daripada mengoreksnya dan justru menegaskan gemuk adalah hal buruk, lebih baik gunakan kesempatan itu.
Kamu bisa pakai kesempatan tersebut untuk mengajarkan tentang keragaman bentuk tubuh dan merayakan fakta adanya berbagai jenis bentuk tubuh di dunia," terang Jenny Weinar, seorang terapis spesialis eating disorder dan body image concern.