Parapuan.co - Beberapa dari kita mungkin pernah dapat pengalaman dikomentari negatif perihal berat badan oleh orang tua dulu.
Namun, jangan sampai hal itu terulang pada anak kita ya, Kawan Puan. Kan, kita tahu bahwa hal tersebut tidaklah menyenangkan.
Untuk itu, mengajarkan body positivity pada anak itu penting. Salah contohnya dengan memberi tahu bahwa gemuk bukanlah kegagalan.
Baca Juga: Single Bisa Bahagia? Ini Keuntungan Jomblo yang Tak Banyak Diketahui
Pasalnya, dengan menanamkan konsep tubuh itu beragam, anak dapat lebih menerima dan mencintai tubuh mereka.
Melansir HuffPost, Jesicca Sprengle, seorang terapis trofesional dengan spesialisasi eating disorders, membagikan pengalamannya ketika dirinya kecil.
"Aku bisa mengingat satu pertanyaan dari nenekku saat aku berumur 9 atau 10 tahun, kurasa ia mengatakan, 'gemuk sekali dia'.
Meskipun kalimatnya tidak secara langsung bilang tubuhku bermasalah, tetapi aku menangkap pesan bahwa aku harus menurunkan berat badan," cerita Jesicca pada HuffPost.
Setelah menjadi profesional di bidangnya, Jesicca membenarkan pandangan soal bentuk tubuh, bahwa menjadi gemuk bukanlah sebuah kegagalan moral.
"Budaya kita sangat takut gemuk. Prasangka buruk terhadap orang-orang yang bertubuh gemuk sangat tertanam di kepala kita," ungkap Jessica.
Seperti yang disampaikan Jesicca, konsep negatif tentang tubuh, standar tubuh yang tak sehat, serta diet yoyo yang tak ada habisnya sering kali diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Lantas, sebagai orang tua, bagaimana caranya agar kita dapat menyampaikan kepada anak bahwa gemuk bukanlah hal yang buruk dan fluktuasi berat badan adalah hal yang normal?
Baca Juga: Mau Coba Gaya Hidup Minimalis? Mulai dari Terapkan 5 Tips Dasar Ini
1. Hilangkan Moralitas Pada Makanan
Mendorong netralitas pada makanan adalah hal yang penting. Salah satu caranya ialah dengan tidak melabeli mana makanan yang baik dan mana yang buruk.
Ajarkan anak bahwa kita bisa memakan semua jenis makanan, termasuk sesekali mengonsumi makanan manis jika memang sedang tersedia.
"Tak ada makanan yang benar-benar terlarang. Jika kamu membatasi anak untuk makan makanan tertentu, biasanya mereka jadi berlebihan saat bisa memakan makanan itu," ujar Jessica.
Selain itu, sebagai orang tua kita juga harus berhati-hati saat membicarakan tubuh atau penampilan orang lain. Termasuk saat menanggapi anak tentang hal tersebut.
"Jika anakmu menyebut seseorang gemuk, daripada mengoreksnya dan justru menegaskan gemuk adalah hal buruk, lebih baik gunakan kesempatan itu.
Kamu bisa pakai kesempatan tersebut untuk mengajarkan tentang keragaman bentuk tubuh dan merayakan fakta adanya berbagai jenis bentuk tubuh di dunia," terang Jenny Weinar, seorang terapis spesialis eating disorder dan body image concern.
2. Ajarkan Pandangan Positif Pada Anak
Setiap komentar jelek yang Kawan Puan ucapkan tentang tubuhmu akan masuk ke dalam ingatan anak-anak. Begitu pula pandangan positif tentang tubuhmu akan membekas untuk mereka.
"Anak-anak akan belajar bagaimana mereka memandang tubuh mereka dengan memperhatikan bagaimana hubunganmu dengan tubuhmu," kata Weinar.
Weinar pun mengatakan agar kita mencintai tubuh kita sendiri. Bayangkan dampaknya bagi anak ketika melihatmu memuji hal-hal hebat yang berhasil dilakukan tubuhmu.
Salah satu contohnya, "Alih-alih bersembunyi di balik penutup di pantai, kenakan pakaian renang Anda dengan tidak menyesal.
Pesan kentang goreng keju tanpa mengatakan hal-hal seperti 'diet mulai besok'," ujar Weinar.
Jika kamu memperlakukan tubuhmu dengan baik, kamu akan menanamkan hal bagi anak-anakmu untuk memiliki pandangan positif tentang tubuh mereka.
Baca Juga: Bisa Bikin Hubungan Makin Mesra, Ini 4 Manfaat Mandi Bersama Pasangan
3. Hindari Komentar tentang Berat Badan Anak
Jika kamu memberikan komentar negatif mengenai berat badan anakmu, hal tersebut dapat menimbulkan masalah untuk tubuh mereka.
Para peneliti pun menemukan, komentar-komentar yang menurutmu niatnya baik justru merusak kesejahteraan hidup anak-anak perempuanmu, lho, Kawan Puan.
Peneliti dari Universitas Cornell mengatakan, komentar yang diingat anak perempuan tentang berat badannya berdampak pada rendahnya kepuasan mereka akan tubuh sendiri saat dewasa.
Bahkan sekalipun komentar tersebut tidak mengarah pada tuntutan untuk kurus. Tidak ada bedanya komentar positif dan negatif. Begitupun, pada anak laki-laki.
Menurut sebuah penelitian dalam Jurnal Adolescent Health, Medicine and Therapeutics, anak laki-laki biasanya tidak puas dengan tubuh mereka jika tidak tinggi dan berotot.
Lantas sebagai orangtua bagaimana sebaiknya berbicara tentang berat badan jika mengkhawatirkan kesehatan anak?
Kawan Puan dapat mengarahkan mereka ke arah yang benar tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Hal tersebut bisa berbentuk tindakan.
Para ahli merekomendasikan untuk menyajikan makanan bergizi di rumah, membuat buah dan sayuran segar yang siap dimakan, dan mengintegrasikan aktivitas fisik dalam kehidupan keluarga.
4. Kesehatan Seseorang Lebih dari Sesuatu yang Terlihat
Michelle Elman, seorang pembicara body positivity dan penulis buku Am I Ugly? One Woman’s Journey to Body Positivity berkata, tanpa bimbingan anak bisa salah mengartikan bentuk tubuh.
"Jelaskan kepada anak bahwa terkadang ada lebih banyak hal yang mempengaruhi kesehatan seseorang daripada sesuatu yang terlihat," kata Michelle.
Lakukan percakapan dengan anak dan bongkarlah stereotip tentang orang gemuk. Sebab, gemuk bukan berarti tidak sehat dan kurus pun tak selalu sehat.
Ajari mereka bahwa berat badan adalah sesuatu yang akan naik turun sepanjang umur dan naiknya berat badan bukanlah sesuatu yang harus dihindari.
"Semua ini mengenai gagasan bahwa bobot adalah sesuatu yang dapat kita kendalikan. Meski ada beberapa aspek yang dapat dikontrol, tak semua variabel menjadi tanggung jawab pribadi,” kata Elman.
Baca Juga: 5 Cara Menjadi Pribadi yang Positif Agar Hidup Lebih Bahagia
5. Ajarkan Bahwa Tubuh Memiliki Berbagai Jenis Bentuk
Terakhir, bicarakan secara positif tentang tubuh dari segala bentuk, ukuran, ras dan kemampuan atau ketidakmampuan.
Untuk menguraikan hal yang ingin kamu jelaskan kepada anak, carilah representasinya.
Tonton acara TV dan film yang menggambarkan semua jenis orang dan semua jenis tubuh yang berbeda. Bacalah buku-buku bergambar yang inklusif dan beragam.
Jika kamu punya anak remaja, dorong mereka untuk mengikuti influencer atau model yang benar-benar mirip (secara fisik) dengan mereka.
Pastikan model tersebut pun melihat dirinya secara positif. Sehingga isi media sosial anak-anakmu tidak hanya soal perempuan kulit putih yang kurus.
“Intinya, pastikan anak menonton media secara akurat mewakili dunia. Berbicara secara positif tentang berbagai jenis orang, sehingga persepsi mereka tentang kecantikan tidak terlalu sempit,” pungkas Elman. (*)