Parapuan.co - Nia Ramadhani baru-baru ini dilarikan ke Rumah Sakit di Amerika Serikat dikabarkan karena mengalami kekurangan zat besi.
Rupanya, kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia defisiensi besi.
Anemia defisiensi besi terjadi ketika tubuh kita tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi hemoglobin.
Baca Juga: Nia Ramadhani Dirawat di Amerika Karena Kekurangan Zat Besi, Ini 5 Makanan Kaya Zat Besi
Hemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang memberi warna merah pada darah dan memungkinkan sel darah merah untuk membawa darah beroksigen ke seluruh tubuh.
Beberapa tanda dan gejala anemia defisiensi besi diantaranya kelelahan yang ekstrem, sesak napas, kelemahan, kulit pucat, nyeri dada, sakit kepala, tangan dan kaki dingin.
Melansir dari laman WebMD, berikut 4 penyebab anemia defisiensi besi:
1. Kehilangan darah
Darah mengandung zat besi di dalam sel darah merah. Kehilangan darah bisa menghilangkan sedikit zat besi.
Wanita menstruasi berisiko mengalami anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah.
2. Kekurangan zat besi dalam makanan
Tubuh secara teratur mendapat zat besi dari makanan yang kita makan.
Makanan kaya zat besi diantaranya daging, telur, dan sayuran berdaun hijau.
Baca Juga: Agar Tak Seperti Nia Ramadhani, Konsumsi 5 Makanan Kaya Zat Besi Ini
Bayi dan anak-anak juga membutuhkan zat besi dari makanannya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
3. Ketidakmampuan tubuh menyerap zat besi
Zat besi dari makanan diserap ke dalam aliran darah di usus kecil.
Adanya Gangguan usus, seperti penyakit celiac atau autoimun dapat memengaruhi kemampuan usus untuk menyerap nutrisi dari makanan yang dicerna sehingga menyebabkan anemia defisiensi besi.
4. Kehamilan
Tanpa suplementasi zat besi, anemia defisiensi zat besi terjadi pada banyak wanita hamil.
Hal ini dikarenakan simpanan zat besi mereka perlu untuk meningkatkan volume darah mereka sendiri serta menjadi sumber hemoglobin untuk janin yang sedang tumbuh.
Faktor risiko
Berikut kelompok yang berisiko anemia defisiensi besi yaitu:
Wanita kehilangan darah saat menstruasi, sehingga secara umum berisiko lebih besar mengalami anemia defisiensi besi.
Baca Juga: Pentingnya Mencatat dan Menghitung Siklus Mentruasi, Gimana Caranya?
Bayi dan anak-anak, terutama bayi yang memiliki berat badan lahir rendah atau lahir prematur, yang tidak mendapatkan cukup zat besi dari ASI atau susu formula mungkin berisiko mengalami defisiensi zat besi.
Anak-anak membutuhkan zat besi ekstra selama masa pertumbuhan.
Jika anak tidak makan makanan yang bervariasi dan sehat, kemungkinan dia berisiko mengalami anemia.
Vegetarian mungkin memiliki risiko lebih besar mengalami anemia defisiensi besi jika mereka tidak makan makanan kaya zat besi lainnya.
Pendonor darah mungkin memiliki peningkatan risiko anemia defisiensi besi karena donor darah dapat menghabiskan simpanan zat besi.
Hemoglobin rendah terkait dengan donor darah mungkin merupakan masalah sementara yang diatasi dengan makan lebih banyak makanan kaya zat besi.
Kita bisa konsultasi ke dokter apabila mengalami rendah hemoglobin. (*)