Waspadai dan Kenali PMDD, Pra-Menstruasi yang Bisa Ganggu Mental

Aghnia Hilya Nizarisda - Rabu, 10 Maret 2021
PMDD ialah sakit pre-menstruasi yang bisa menggangu mental.
PMDD ialah sakit pre-menstruasi yang bisa menggangu mental. Sitthiphong

Parapuan.co - Siapakah Kawan Puan di sini yang setiap tamu bulanan datang merasakan nyeri tak karuan dan mood ikutan berantakan?

Kondisi perubahan emosi atau fisik yang kamu alami menjelang periode menstruasi seperti itu dikenal dengan istilah Pre Menstruation Syndrome (PMS).

Namun jangan dianggap sepele, ya. Soalnya, ada bentuk sindrom pra-menstruasi yang lebih berat hingga bisa mengganggu mental kita, yakni PMDD.

Baca Juga: Awas Telat! 3 Makanan Ini Bisa Bikin Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Meski terkesan biasa dan wajar, gejala PMS ini juga tak bisa dianggap remeh karena bisa berubah jadi petaka. Misalnya saja, rasa nyeri.

Sebenarnya, memang wajar jika ada rasa nyeri menjelang menstruasi, toh ada jaringan dinding rahim di dalam tubuh yang luruh dan keluar.

Tapi, jika rasa nyeri tak tertahan hingga mengganggu aktivitas Anda—seperti tak bisa berjalan atau bekerja—maka bisa jadi itu tanda bahaya.

Salah satu yang perlu diwaspadai adalah timbulnya gangguan Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD).

Sebenarnya, apa itu PMDD?

PMDD sebenarnya adalah sepupu jahat dari sindrom pra-menstruasi. Lebih tepatnya lagi, PMDD adalah bentuk PMS yang lebih berat.

Waktu munculnya dan gejala di antara keduanya sama. Ada kemurungan, rasa lapar yang meningkat, mengidam, kelelahan, kram, dan sakit.

Namun, pada penderita PMDD gejala tersebut menjadi sangat buruk sehingga dapat melumpuhkan kemampuan kita untuk menjalani keseharian secara normal saat menstruasi.

Baca Juga: Pentingnya Mencatat dan Menghitung Siklus Mentruasi, Gimana Caranya?

Selain itu, gangguan mood pramenstruasi pun lebih signifikan dan sering kali muncul dengan didukung suasana hati yang mudah terpancing amarah bahkan mungkin menimbulkan depresi.

Misalnya, muncul rasa sensitif yang cenderung membuat Anda sedih dan menangis mendalam dan tak berkesudahan.

Tidak hanya itu, kita juga mungkin merasakan marah besar tak beralasan hingga mengganggu hubungan Anda dengan orang terdekat.

"Ketahuilah beberapa gangguan menstruasi ini bisa diikuti gejala-gejala yang kemungkinan dapat mengganggu quality of life dari seorang perempuan," jelas dr. Kanadi.

Lalu harus bagaimana?

Menurut dr. Kanadi, jika sangat dibutuhkan, maka jasa psikiater untuk memberikan terapi mental bisa digunakan agar pasien mampu mengendalikan dorongan emosionalitas yang berlebihan ini.

Salah satu upaya atau terapi pada kasus PMS berat ini adalah dengan memberikan obat-obatan yang dapat menekan fluktuasi hormon yang terjadi saat menstruasi.

Artinya, ada kemungkinan perempuan menjadi kurang subur.

Baca Juga: Menstruasi Lebih Singkat? 6 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya Lho!

Tapi ingat, konsultasikan dulu pada ahlinya. Maka itu, dr. Kanadi menegaskan, jangan sampai menyepelekan setiap gejala PMS yang Anda rasakan.

“Gangguan menstruasi apa pun itu, punya potensi untuk mengganggu kesuburan.

Nah, oleh karena itu jangan sampai kita biarkan sehingga konsekuensinya kita harus melakukan terapi kesuburan. Toh, bisa dari awal kita intervensi,” pungkas dr. Kanadi.

Maka itu, jika Kawan Puan mengalami sakit yang sangat menjelang menstruasi, jangan anggap remeh hingga berujung bahaya, ya! (*)

BERITA TERPOPULER WELLNESS: Rangkaian Acara Hari Tari Dunia 2024 di Solo hingga Hal Penting Soal Bronkitis Kronis