Parapuan.co – Ketika pandemi membuat kita merasa jauh lebih stres, maka kegiatan sederhana seperti bersih-bersih rumah bisa jadi jawaban untuk meredakan tekanan tersebut.
Tapi, Kawan Puan pastinya tidak percaya bagaimana bersih-bersih rumah malah membantu kita keluar dari tekanan yang dirasa.
Bukankah hal tersebut justru memusingkan? Ketika harus berkejaran dengan deadline pekerjaan namun di sisi lain membersihkan rumah?
Baca Juga: Banyak Debu! 5 Sudut Rumah yang Sering Terlupakan Saat Bersih-bersih
Kalau dilakukan dalam satu waktu yang bersamaan, ya pastinya membuat stres bertambah parah.
Tapi kalau Kawan Puan membuat jadwal antara menyelesaikan pekerjaan rumah dan kantor, maka bersih-bersih bisa jadi hiburan yang membuat kita rileks.
Tidak percaya? Simak dulu pendapat psikolog klinis mengenai hal ini.
Bersih-bersih rumah memberi kita rasa kendali atas lingkungan
Alasan mengapa bersih-bersih rumah, menyapu, mengepel, dan sebagainya bisa jadi pereda stres adalah karena kegiatan ini memberikan kita kendali atas lingkungan di sekitar.
Di mana, kendali tersebut tidak bisa kita dapatkan saat berhadapan dengan kondisi pandemi yang tak dapat diketahui pasti kapan berakhir.
Sementara itu, dengan melakukan aktivitas bersih-bersih rumah, kita seolah mendapatkan kendali atas hal yang bisa dikontrol.
Baca Juga: Selain Buka Jendela Kamar, Ini 4 Tips Lain Agar Kamar Bersih dan Sehat
Jika kita melakukan bersih-bersih rumah, maka kita tahu kapan aktivitas ini akan berakhir dan hasil seperti apa yang bakal didapat.
"Manusia mendambakan struktur dan keakraban, terutama selama masa ketidakpastian," kata Jaime Zuckerman, psikolog klinis berlisensi yang berbasis di Philadelphia, seperti dilansir dari Huffpost.com.
“Saat kita mencari cara untuk mengurangi perasaan tidak berdaya, bersih-bersih rumah adalah salah satu cara yang mungkin kita putuskan untuk melakukannya.”
Di samping itu, pola bersih-bersih rumah yang sudah akrab dengan keseharian, membantu kita keluar dari ketidakberdayaan atas situasi pandemi yang tak kunjung berakhir.
“Kita memiliki kecenderungan untuk berpegang teguh pada pola yang kita kenal, terutama saat kecemasan meningkat,” kata Zuckerman.
Membersihkan rumah dapat membantu kita mendapatkan gambaran tentang suatu hal yang dikuasai karena polanya sudah sangat kita kenal. Kita pun tahu kapan harus mulai dan selesai.
Kegiatan membersihkan rumah memicu hormon endorfin yang menenangkan
Membersihkan rumah adalah bentuk ritual atau perilaku berulang yang dapat diprediksi. Contohnya gerakan menyapu, mengepel, atau mengelap kaca.
Dengan melakukan hal yang terkontrol ini, otak lebih rileks dan kita pun jauh lebih tenang.
“Orang-orang senang bisa memprediksi sesuatu, untuk mengetahui apa yang akan terjadi,” kata Maggie Vaughan, psikoterapis yang tinggal di New York.
“Dari perspektif kelangsungan hidup, melakukan hal-hal yang dapat diprediksi memungkinkan kita merencanakan dan melindungi diri dari potensi ancaman dengan lebih baik,” jelasnya lebih jauh.
Selain itu, jika kita menyapu, mengepel, atau menyedot debu dengan cukup cepat, maka aktivitas bersih-bersih ini juga berfungsi sebagai latihan ringan dan menghasilkan manfaat neurokimia yang sama seperti olahraga.
Selain mengurangi hormon stres, olahraga mampu merangsang produksi endorfin, yang merupakan pemacu suasana hati dan pereda nyeri alami tubuh.
Jadi dengan membersihkan rumah, kita bisa memicu hormon endorfin yang membuat suasana hati lebih baik.
(*)
Baca Juga: Cegah Stres dengan Lakukan 5 Gerakan Peregangan Ringan Ini di Pagi Hari