“Berani menjadi diri sendiri, mengikuti naluri dan intuisi tanpa menutup-nutupi sifat-sifat yang dirasa terlalu feminin atau mencoba menjadi sosok pemimpin yang bukan diri kita,” ungkap perempuan lulusan Universitas College London ini.
Pemimpin perempuan telah membuktikan bahwa mereka unggul saat diberikan kesempatan dilihat dari bagaimana pemimpin perempuan dari negara lain seperti Jacinda Ardern dan Tsai Ing-Wen menghadapi krisis di pandemi.
Baca Juga: Selain Anxiety, Ini 6 Masalah Kesehatan Mental yang Sering Dialami Selama Pandemi Covid-19
Muti menambahkan "Kita membutuhkan lebih banyak female leaders, female workers, bukan berarti perempuan harus selalu pada posisi yang tinggi. Tetapi harus banyak perempuan yang terlibat dalam posisi pengambil keputusan."
Meskipun ini konteksnya kepemimpinan dalam menghadapi krisis pandemi yang lebih luas.
Tetapi bisa juga dilihat dari kepemimpinan sehari-hari seperti menghadapi krisis dalam pekerjaan, keluarga dan lingkungan. (*)