Parapuan.co - Tindak kejahatan penipuan yang mengatasnamakan rekrutmen maupun lowongan kerja sudah acap kali terjadi.
Umumnya para pelaku menerapkan modus rekrutmen kerja atau membuka lowongan untuk meminta sejumlah uang kepada pelamar pekerjaan palsu itu.
Para pelaku biasanya meminta korban memberikan uang sekian banyak untuk mengikuti tes dan wawancara kerja.
Baca Juga: Awas, Ini 4 Langkah Melindungi Diri Dari Penipuan Lewat Sosial Media
Padahal, tes dan wawancara kerja di perusahaan yang legal tak pernah memungut biaya sepeser pun, lo.
Sayangnya, masih ada yang belum bisa membedakan mana lowongan kerja abal-abal dan mana yang asli sehingga mereka dapat menjadi korban selanjutnya.
Supaya Kawan Puan tidak menjadi korban penipuan, yuk, pahami apa saja ciri-ciri lowongan kerja palsu berikut, seperti dilansir dari Tribunnews.com.
Alamat surat elektroniknya mencurigakan
Surat elektronik atau electronic mail (e-mail) lumrah digunakan sebagai sarana berkomunikasi antara pelamar kerja dengan para perekrut.
Para pelamar biasanya mengirimkan surat lamaran beserta Curriculum Vitae (CV) melalui e-mail langsung kepada tenaga perekrut suatu perusahaan.
E-mail perekrut pun tak sembarang, lo, karena pasti menggunakan e-mail profesional yang menampilkan nama perusahaan.
Baca Juga: Tahu Sederet Modus Pinjaman Online untuk Cegah Teror hingga Penipuan
Misalnya, rekrutmen@indomaret.co.id, hrd@acehardware.co.id, dan seterusnya.
Sebaliknya, oknum yang melancarkan penipuan berkedok lowongan kerja umumnya menggunakan e-mail yang berdomain gratis seperti Gmail.
Supaya meyakinkan, oknum tak bertanggung jawab itu mencatut nama perusahaan besar dalam e-mail seperti rekrutmen.garudaindonesia123@gmail.com, hrdpertamina2021@gmail.com, dan lainnya.
Kalau Kawan Puan menerima e-mail yang alamatnya mencurigakan dan mengundangmu untuk wawancara kerja padahal kamu merasa tidak pernah kirim lamaran, waspadalah, bisa jadi itu penipuan.
Meminta uang
Satu lagi ciri khas penipuan berkedok lowongan kerja, yaitu para pelaku mensyaratkan sejumlah uang kepada pelamar yang menjadi korban.
Besarannya macam-macam; mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah per orang.
Dalihnya pun ada-ada saja, seperti biaya jaminan diterima kerja, untuk jenjang karier kelak, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Sedang Marak Terjadi! Ini 5 Ciri Pinjaman Online Bodong yang Merugikan
Ada juga oknum yang “memperbolehkan” mencicil biaya-biaya tidak jelas tersebut sebagai upaya untuk memaksa korban menyerahkan uang.
Ingat, apapun alasannya, Kawan Puan jangan pernah mau memberikan uang saat proses rekrutmen kerja, ya.
Nama perusahaan tidak ditemukan di internet
Sebelum melayangkan surat lamaran ke e-mail suatu perusahaan maupun mengiyakan undangan wawancara kerja, wajib mengecek nama perusahaannya terlebih dahulu.
Tujuannya adalah memastikan apakah itu perusahaan legal atau ilegal.
Cara mengeceknya pun gampang. Kawan Puan cukup mengetikkan nama perusahaan yang dimaksud di mesin pencari Google dan lihat hasilnya.
Baca Juga: Pemerintah Larang Warga Unggah Sertifikat Vaksin, Menkominfo Ungkap Bahayanya
Kalau memang asli dan sah, maka situs resmi perusahaan akan muncul pada layar gawai kita.
Sebaliknya, situs perusahaan palsu tidak akan pernah muncul walau sudah dicari di Google. Sebab perusahaan abal-abal umumnya memang tidak punya situs resmi.
Perusahaan berkantor di ruko atau rumah
Perusahaan yang legal tentu beralamat jelas. Umumnya berlokasi di suatu gedung atau distrik perkantoran.
Apabila Kawan Puan menyadari bahwa lokasi perusahaan justru di rumah toko (ruko) atau bahkan rumah di permukiman warga, kamu patut curiga.
Sebab, bisa jadi itu adalah oknum yang menggunakan ruko atau rumah untuk melancarkan aksi penipuannya.
Baca Juga: Jangan Sampai Kena Hack, Ini Cara Amankan Akun Instagram Agar Tak Mudah Dibobol
Umumnya perusahaan bodong tidak mengadakan tes dan wawancara kerja di gedung perkantoran lantaran tidak dapat menyanggupi biayanya.
Nah Kawan Puan, tetap waspada ya, supaya kamu tidak menjadi korban penipuan berkedok rekrutmen atau lowongan kerja palsu. (*)