Selain itu, karakter sinetron yang tidak mendidik dan sering kali tidak sesuai kenyataan pun dikhawatirkan dapat memicu pemikiran yang salah antara sesama perempuan.
"Ada sinetron yang empat kali sehari tayang di televisi. Dua tokoh utama perempuannya berbeda. Yang satu hanya ibu rumah tangga yang cuma bisa menangis.
Yang satu lagi adalah perempuan berkarier yang digambarkan suka merebut suami orang di kantor. Ini bisa membuat perempuan sendiri jadi berpikir, 'Wah, perempuan pekerja pasti merebut suami gue di kantor'," terang Kalis.
Baca Juga: 3 Alasan Perempuan Perlu Mandiri Finansial, Bisa Memberikan Kekuatan untuk Memilih
Dia menyesalkan gambaran keliru seperti itu mengenai perempuan oleh media massa yang menurut Kalis dapat membuat sesama perempuan saling curiga dan memusuhi.
Maka itu, Kalis kembali mengingatkan bahwa keluarga inti dan desa sangat berperan untuk meruntuhkan gambaran keliru mengenai perempuan oleh media massa tersebut.
Bukan cuma itu, dirinya juga mengimbau agar para suami mendukung kemandirian istri secara finansial mengingat masih adanya suami yang melarang istri berkarier.
"Jika istri bisa mandiri dan membeli alat kecantikan (atau kebutuhan lain) sendiri, tidak minta dibelikan (oleh suami), itu enak, lo. Karena tidak menyusahkan dan memberatkan suami," pungkas Kalis. (*)