Perempuan Sering Jadi Korban, Ini 5 Cara Ampuh Hadapi Body Shaming

Arintha Widya - Rabu, 7 April 2021
ilustrasi body shaming
ilustrasi body shaming

Parapuan.co - Body shaming terjadi di mana saja dan kerap dialami perempuan. Tidak jauh dari bentuk tubuh yang terlalu kurus atau terlalu gemuk. Bisa juga memiliki kulit yang terlalu gelap atau terlalu putih. Bahkan, bentuk tubuh yang berubah setelah hamil dan melahirkan tidak luput dari komentar orang-orang. 

Tidak hanya dilontarkan melalui media sosial, tetapi perundungan semacam ini juga kadang dilakukan oleh orang terdekat. Berdallih demi kebaikan, kadang orang terdekat melakukan body shaming tanpa sadar bahwa perkataan mereka tidak enak didengar dan menyakitkan. 

Saat mendapat perlakuan tersebut, biasanya kita hanya bisa tersenyum tanpa berbuat apapun. Padahal, kita bisa menghadapinya dengan cara yang lebih elegan. Selain mengendalikan diri, terdapat lima cara ampuh untuk menghadapi body shaming:

Baca Juga: Marak Terjadi, Ini Penyebab Perilaku Bully pada Anak dan Cara Menghentikannya

Bersyukur dan Cintai Diri Sendiri

Mencintai diri sendiri dan menerima diri sendiri apa adanya kadang sulit untuk dilakukan bagi sebagian orang. Meski sulit, bukan berarti kitda tidak bisa melakukannya ya, Kawan Puan. 

Kita tetap bisa mencintai diri kita sendiri dengan fokus terhadap kelebihan diri sendiri, alih-alih kekurangan yang dimiliki. Misal kamu sering dibilang terlalu kurus oleh orang lain. Kalimat tersebut dapat jadi ucap syukur bahwa selama ini kamu selalu sehat dan tidak mudah jatuh sakit.

Perluas Jaringan Pertemanan

Temukan banyak teman yang berbeda darimu, baik dalam hal kesukaan, warna kulit, bentuk tubuh, suku, dan sebagainya. Lingkaran pertemanan itu akan membantumu lebih menghargai perbedaan dan tentunya membuatmu menghargai dan menerima diri sendiri.

Lebih dari itu, berteman dengan orang yang berbeda-beda membuatmu mampu melihat dari sudut pandang yang tak biasa. Bisa jadi, kamu jadi dapat melihat kekurangan sebagai kelebihan.

Baca Juga: Sering Lakukan Body Shaming Terhadap Diri Sendiri? Yuk, Mulailah Menghargai Tubuhmu

Belajar Memafkan

Sakit hati karena dirundung atau dicerca secara fisik merupakan sesuatu yang wajar. Dalam hal ini, wajar banget kalau kita sakit hati. Meski begitu, kita tetap perlu belajar untuk memaafkan mereka yang body shaming ya, Kawan Puan. 

Daripada membalas, alangkah lebih baik kalau kita memberikan pegertian yang baik apa dampak body shaming. Beri pengertian selembut mungkin bagaimana cara menghormati sesama. 

Jangan pernah balas body shaming dengan hal serupa karena siapa tahu mereka melakukannya karena pernah atau sering mengalami body shaming juga.

Bijak Menggunakan Media Sosial

Kamu sering menerima body shaming dari media sosial? Jika iya, ada cara yang tepat yang bisa dilakukan demi menghindari body shaming yakni dengan lebih bijak menggunakan media sosial.

Mengurangi mengunggah foto atau video yang kiranya dapat mengundang orang lain untuk melakukan body shaming memang bisa kita lakukan, tetapi kita juga punya hak untuk memblokir, tidak menyalakan kolom komentar, dan masih banyak lagi.

Bila perlu, blokir akun-akun orang yang sempat melakukan body shaming terhadapmu meski mereka adalah teman dekatmu sendiri di dunia nyata.

Menyibukkan Diri dengan Sesuatu yang Bermanfaat

Hal terakhir yang bisa kita lakukan ialah menyibukkan diri. Kesibukan akan hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain bisa membantumu lupa dan mengabaikan body shaming.

Kita bisa melakukan beberapa hal yang jadi pengembangan diri agar hidup kita lebih berarti. Beberapa hal yang bisa dilakukan ialah mempelajari bahasa asing, bermusik, olahraga, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Ini Pentingnya Mengajarkan Body Positivity ke Anak Sejak Dini

Terpenting saat menghadapi mereka yang merundung kita ialah menanamkan dalam diri bahwa setiap manusia diciptakan sempurna dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

(*)

Baca Juga: Tinggal di Korea, Begini Persiapan Kimbab Family Sambut Ramadan



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja