Parapuan.co – Hingga saat ini kita masih berada dalam pusara pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, salah satu yang menjadi tanda gejala virus corona adalah deman dan pilek yang disertai dengan batuk.
Selain itu, kini banyak ditemukan gejala baru yang semakin beragam.
Beberapa faktor risiko juga mempengaruhi terinfeksinya Covid-19 pada seseorang.
Baca Juga: Pembalajaraan Tatap Muka Sudah Bisa Dimulai, Jateng Siap 5 April
Faktor risiko yang muncul ini termasuk usia, jenis kelamin, hipertensi, diabetes, dan obesitas.
Baru-baru ini, beberapa bukti dan penelitian klinis menunjukkan kemungkinan hubungan antara PCOS dan Covid-19.
Mengutip dari Boldsky, studi tersebut mengatakan bahwa perempuan yang menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau penyakit ovarium polikistik (PCOD) dapat meningkatkan risiko infeksi Covid-19 dibandingkan dengan perempuan tanpa PCOS.
Hubungan antara Covid-19 dan perempuan yang menderita PCOS ini dituangkan dalam European Journal Of Endocrinology.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam European Journal Of Endocrinology, perempuan dengan PCOS memiliki risiko 28 persen lebih tinggi untuk terinfeksi Covid-19 dibandingkan dengan perempuan tanpa kondisi tersebut.
Hasilnya dihitung setelah menyesuaikan usia, BMI, dan risiko bahaya.
Tanpa penyesuaian yang disebutkan di atas, analisis telah menunjukkan bahwa perempuan dengan PCOS memiliki risiko 51 persen lebih tinggi menderita Covid-19 daripada perempuan tanpa PCOS.
Baca Juga: Tak Hanya Sebuah Tren, Ini 5 Manfaat Bersepeda bagi Kesehatan Tubuh
Mengapa Penderita PCOS Berisiko Menular COVID-19?
Banyak penelitian yang diterbitkan menunjukkan bahwa kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di laboratorium lebih umum pada pria di beberapa negara dibandingkan dengan perempuan.
Meskipun penyebabnya multifaktorial, efek hormon androgen dianggap sebagai salah satu alasan utama perbedaan jenis kelamin dalam tingkat infeksi.
Androgen terutama disebut sebagai hormon laki-laki yang mengatur perkembangan dan pemeliharaan sifat-sifat laki-laki dan aktivitas reproduksinya.
Hormon ini ada pada laki-laki dan perempuan, tetapi fungsi utamanya adalah untuk menstimulasi testosteron dan androstenedion, dua dari beberapa hormon seks pria.
PCOS adalah kelainan endokrin di mana kadar androgen (hormon pria) meningkat, bukan estrogen (hormon perempuan).
Hal ini menyebabkan hiperandrogenisme dan disfungsi ovarium, menyebabkan infertilitas pada beberapa pasien tanpa diagnosis dan perawatan yang tepat.
Baca Juga: Komunikasi Menjadi Kunci Untuk Meringankan Beban Ibu Selama Pandemi
Karena hormon androgen dianggap sebagai faktor kunci risiko infeksi Covid-19, maka dapat dikatakan bahwa penderita PCOS dapat lebih terpapar penyakit tersebut, mengingat faktor lain seperti obesitas pada perempuan dengan PCOS juga dapat menjadi penyebabnya. (*)