Parapuan.co - Yang namanya dunia kerja pasti ada atasan yang bertugas untuk memimpin bawahan agar bawahannya dapat bekerja sesuai standar dan mencapai target.
Sama halnya dengan orang-orang yang kita jumpai di luar dunia kerja, atasan alias bos itu ada yang baik dan ada yang buruk.
Khususnya bos yang buruk, mereka punya ciri-ciri tersendiri yang membedakan mereka dari bos yang baik, lo.
Baca Juga: 6 Tanda Lingkungan Kerja yang Sehat, Salah Satunya Bisa Saling Bercanda
Bos yang buruk dapat membuat para bawahannya merasa tidak betah bekerja dengannya sehingga memutuskan untuk mengundurkan diri.
Kawan Puan mau tahu apa saja ciri-ciri bos yang buruk di dunia kerja?
Mari simak penjelasan berikut, seperti dilansir dari situs Roberthalf.cn.
Kemampuan Komunikasi Buruk
Bos yang buruk sukar menyampaikan keinginannya terhadap para bawahan dengan jelas.
Sehingga bawahan jadi bingung apa yang sebenarnya diinginkan oleh bos.
Karena bingung, bawahan jadi bisa melakukan kesalahan dalam bekerja lantaran tidak mengerti apa yang dimaksud oleh bosnya.
Padahal jika bos bisa mengomunikasikan pesannya dengan baik, kesalahan seperti itu dapat dihindari oleh bawahannya.
Komunikasi sendiri tak sebatas menyampaikan pesan kepada orang lain, tapi juga mendengarkan pesan yang orang lain ingin sampaikan kepada kita.
Baca Juga: Dipilih Menjadi Pemimpin? Cobalah Saran Ini untuk Membuat Tim Lebih Baik
Bos yang buruk biasanya tidak mendengarkan opini atau masukan dari para bawahannya.
Hal ini tak hanya membuat bawahan tidak merasa dihargai tapi juga dapat berdampak buruk terhadap kinerja tim.
Tim jadi sulit berkembang karena masukan yang mereka sampaikan untuk memperbaiki kinerja tim hanya masuk ke telinga kanan bos lalu keluar lewat telinga kirinya.
Kurang Transparan
Bos yang buruk seringkali tidak membagikan banyak informasi seputar pekerjaan kepada para bawahannya.
Penyebabnya beragam, bisa karena bos tidak suka banyak ditanya-tanya oleh bawahannya jika bos memberikan banyak informasi, atau bisa juga karena hal lain.
Akibatnya, para bawahan jadi tidak mengerti apa yang sesungguhnya terjadi di tempat kerja mereka.
Selain itu, mereka jadi merasa sulit percaya kepada bosnya karena merasa bos terlalu banyak merahasiakan informasi.
Padahal, para bawahan berhak untuk mengetahui segala informasi mengenai pekerjaan dan tempat kerja mereka agar mereka paham betul seluk-beluknya.
Baca Juga: Ini Pentingnya Perempuan Harus Bisa Bersikap Asertif di Dunia Kerja
Tidak Konsisten Mengambil Keputusan
Dalam bekerja, pasti akan selalu ada tantangan.
Saat sedang menghadapi tantangan, bos harus mengambil keputusan untuk memastikan agar tim yang dipimpinnya dapat melalui tantangan dengan baik.
Namun, bos yang buruk tidak bisa mengambil keputusan dengan baik.
Mereka cenderung tidak konsisten dalam mengambil keputusan.
Ketika timnya menghadapi tantangan, bos bisa menyarankan tim untuk melakukan solusi A, namun tiba-tiba bos berubah pikiran dan menyuruh tim melakukan solusi B.
Sifat bos yang tidak konsisten ini dalam mengambil keputusan dapat membuat para bawahan (yang tergabung dalam tim tersebut) bingung dan tidak bekerja optimal.
Mengambil Pujian untuk Diri Sendiri dan Menyalahkan Bawahan
Maksudnya, keberhasilan tim dalam bekerja adalah hasil kerja keras seluruh bawahan yang menjadi anggota tim serta bos yang memimpin tim.
Bos yang baik akan menghargai kerja keras tim dan mengakui bahwa tim berhasil berkat kerjasama antara bos dan timnya.
Namun, bos yang buruk cenderung mengakui bahwa tim berhasil mencapai target berkat keberhasilannya memimpin, bukan karena kerja keras tim.
Singkatnya, bos mengambil pujian atas keberhasilan tim untuk dirinya sendiri.
Tak hanya itu, bos yang buruk pun gemar menyalahkan bawahannya, meski bawahannya belum tentu salah.
Akibatnya, bawahan jadi merasa tidak dihargai lantaran dirinya tak pernah mendapat pujian yang seharusnya diberikan, dan kerap disalahkan oleh bos.
Baca Juga: Tak Perlu Pusing! Hadapi Rekan Kerja Toksik dengan 4 Cara Berikut
Menuntut Hal yang Tak Masuk Akal
Bos yang buruk sering menuntut hal yang tak masuk akal bagi para bawahannya.
Mulai dari menetapkan target yang terlalu tinggi untuk dipenuhi oleh bawahan, menyuruh bawahan lembur setiap hari, dan seterusnya.
Tuntutan-tuntutan yang tidak realistis tersebut dapat berdampak buruk terhadap karyawannya.
Selain merugikan kesehatan fisik mereka, hal ini pun memengaruhi kesehatan mental para bawahan yang menjadi stres dan tertekan di tempat kerja.
Punya "Anak Emas"
Maksudnya adalah bos yang buruk cenderung mengistimewakan atau menganakemaskan orang-orang tertentu di tempat kerja.
Anak emas tersebut bisa salah satu atau beberapa orang dari bawahannya sendiri.
Ketika tim sedang melakukan proyek baru, bos yang buruk tersebut biasanya menunjuk anak emasnya untuk menjadi penanggungjawab proyek.
Baca Juga: Awas Gagal Paham, Kenali 3 Mitos Keliru Tentang Pekerja Introvert yang Potensial
Padahal, belum tentu anak emasnya itu punya cukup kemampuan maupun pengalaman untuk menjadi penanggungjawab proyek.
Sementara, ada sejumlah bawahan lain yang sebetulnya punya kemampuan dan pengalaman lebih tapi justru tidak dianggap oleh bos.
Sifat bos yang cenderung menganakemaskan ini dapat membuat bawahan merasa tidak dihargai dan menurunkan motivasi mereka dalam bekerja.
Nah, kalau Kawan Puan bosnya termasuk baik atau buruk?
Semoga bosmu di kantor baik, ya, supaya kamu tetap nyaman bekerja! (*)