Parapuan.co - Penyanyi Marion Jola mengkhawatirkan kondisi Nusa Tenggara Timur usai dilanda bencana.
Hal tersebut terjadi lantaran tanah kelahirannya sedang dilanda bencana banjir, longsor, dan angin kencang di sejumlah wilayah pada Minggu (4/4/2021) kemarin.
Dalam unggahannya di Instagram, Marion mengungkapkan kekhawatirannya tersebut pada Minggu (4/4/2021) malam.
Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Adonara, NTT, Ratusan Orang Tertimbun Longsor hingga Semua Akses Terputus
Ia mengungkapkan belasungkawa dalam unggahan fotonya.
"Doa yang terbaik untuk saudara-saudari kita yang tertimpa musibah bencana alam di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Semoga diberikan kekuatan, keselamatan, dan kesabaran dalam menghadapi musibah ini," tulis Marion pada gambar unggahannya.
Di deskripsi foto, Marion juga mengaku susah tidur lantaran memikirkan tanah kelahirannya yang terkena musibah.
"Jujur belum bisa tidur karna memikirkan tanah kelahiran yang sedang terkena musibah," keluhnya.
Marion juga mengingatkan para warga NTT untuk saling menjaga dan menaati instruksi pemerintah setempat.
Baca Juga: Kondisi Korban Banjir NTT: Hanya Pakai Pakaian di Badan, Makanan Juga Belum Ada
"Untuk berjaga-jaga sodara semua jangan lupa untuk mengikuti instruksi Siaga Bencana yang sudah di sebarkan pemerintah, be safe keluarga semua di NTT Tete manis jaga ketong semua," tulis Marion.
"Mohon Doa dan Semangatnya untuk sodara-sodara saya di NTT," imbuh Marion disertai tagar #PrayForNTT di akhir tulisannya.
View this post on Instagram
Para musisi seperti Rossa dan Claudia Santoso pun mengomentari unggahan Marion dan mengucapkan belasungkawa.
"Turut berduka cita dan doa semoga semua dilindungi Allah," ucap Rossa dengan akun @itsrossa910
"Sending my prayers to you and your family," tulis Claudia Santoso yang merupakan pemenang The Voice Jerman 2019 dalam akun Instagramnya @audi_emmanuela.
Baca Juga: Waspadai Banjir di Tengah Pandemi, Penyakit Menular Bisa Mengintai
Bencana di NTT
Sebelumnya, banjir bandang, longsor, dan juga angin kencang menerjang sejumlah wilayah di NTT pada Minggu (4/4/2021) kemarin.
Daerah yang terkena dampak banjir yakni Kepulauan Adonara di Flores, Sumba Timur, dan juga Kabupaten Lembata.
Di hari yang sama, daerah Kupang juga dilanda banjir rob dan juga longsor.
Melansir Kompas.com, berdasarkan laporan Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB), banjir bandang yang terjadi di Flores Timur, Minggu (4/4/2021) telah memakan korban sebanyak 44 orang meninggal dunia, 26 orang hilang, dan 9 orang luka-luka.
Baca Juga: Krisis Air Bersih di NTT, Shopee Resmikan Pembangunan Pompa Air
Tak hanya banjir, NTT juga diterpa angin kencang pada Minggu (4/4/2021) di Kabupaten Ngada dan Kabupaten Malaka Tengah.
Angin kencang ini berdampak pada 6 Kepala keluarga dan 1 orang dilaporkan mengalami luka berat.
Dari segi materil, rumah rusak sedang 2 unit dan rusak berat 4 unit, gedung pengadilan rusak sedang 1 unit, kapal tenggelam 1 unit dan 6 titik ruas jalan tertutup pohon tumbang.
Melansir pemberitaan terbaru Kompas.com, BNPB sendiri telah tiba di Bandara Maumere, NTT.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo beserta rombongan telah tiba di Bandara Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (5/4/2021).
Rombongan BNPB akan melanjutkan perjalanan dari Maumere ke Larantuka melalui jalur darat.
Baca Juga: Mau Mengungsi? Selamatkan Barang-barang Ini Terlebih Dahulu
Setelah itu rombongan BNPB akan ke Pulau Adonara menggunakan jalur penyebrangan laut.
Jalur darat menuju Larantuka dipilih lantaran pesawat dilarang terbang akibat cuaca yang buruk.
"Seharusnya sekarang akan terbang lagi ke Larantuka setelah refueling. Namun, cuaca di Larantuka tidak memungkinkan. Sehingga kami putuskan menggunakan rute jalur darat," kata Doni di Bandara Maumere NTT dikutip dari Kompas.com pada (5/4/2021).
Hingga kini, pelayaran menuju Pulau Adonara juga belum dapat diakukan lantaran cuaca buruk.
Doni mengatakan, pihaknya tetap memastikan akan datang ke lokasi bencana banjir dan longsor di Flores Timur, dengan menunggu kepastian cuaca dari otoritas.
"Penyeberangan akan melihat situasi apakah masih bisa menyeberang hari atau tidak. Kalau tidak, maka kami akan menunggu sampai cuaca bagus," ucapnya.
(*)