Orang Tua Perlu Tahu! Ini 3 Tips Ampuh Menghadapi Kegalauan Anak

Anna Maria Anggita - Rabu, 7 April 2021
Ilustrasi ibu yang sedang mendengarkan cerita anak
Ilustrasi ibu yang sedang mendengarkan cerita anak pinterest.com

Parapuan- Kawan Puan, pernah kah kamu melihat anak tampak galau?

Memang, sebenarnya galau atau perasaan sedih itu sangat normal dirasakan bagi anak remaja atau sebelum remaja.

Perasaan galau dapat disebabkan oleh banyak hal, beberapa diantaranya yakni tak berhasil di akademik, ada anggota keluarga yang meninggal, atau bahkan tak memiliki teman.

Baca Juga: Jangan Panik! Ini 5 Tips Atasi Baby Blues Bagi Ibu Pasca Melahirkan

Mengetahui kasus tersebut, mengutip dari Sonora.id, pakar parenting Dr. Andyda Meilala menjelaskan ada beberapa tips yang dapat dilakukan orang tua  untuk menghadapi kegalauan anak, yuk simak:

1. Menunjukkan kasih sayang

Kawan Puan, sejatinya tugas orang tua adalah selalu mengasihi anaknya baik suka maupun duka.

Terutama jika anak sedang galau, usahakan untuk selalu berada di samping anak sambil memeluk.

Tak lupa juga untuk menyampaikan pada anak bahwa kamu mengerti apa yang dirasakan buah hati.

Di samping itu, penting bagi Kawan Puan yang sudah menjadi ibu untuk  menempatkan posisi yang sama dengan anak.

Akhirnya anak akan meluapkan isi hatinya dengan bebas.

Melalui cara ini, nantinya anak akan cenderung lebih tenang untuk menghadapi kegalauan yang dirasakan.

2. Melakukan ritual

Jikalau anak sedih karena ada anggota keluarga yang meninggal, maka cara mengatasinya adalah melakukan ritual.

Maksud dari melakukan ritual itu untuk mengingatkan kenangan indah dan bahagia di masa lalu.

Misalnya pergi ke tempat yang bisa membangkitkan semangat, sehingga anak bisa bersenang-senang.

Baca Juga: Tanda-tanda Anak Mulai Alami Pubertas, Orang Tua Wajib Paham nih

Selain itu, Kawan Puan pun bisa mengajak anak untuk menyantap makanan kesukaannya, serta mengajak anak untuk beraktivitas bersama.

Dengan adanya kehadiran anggota keluarga di saat anak sedih, akan membuat anak merasa cukup terhibur, dan perasaan galau akan hilang perlahan. 

3. Jadikan sebagai kesempatan membangun anak

Perlu dipahami, bahwa setiap masalah bisa dijadikan kesempatan bagi anak agar menjadi orang yang lebih resilient.

Di mana individu yang resilient  akan lebih tahan dari tekanan stres, depresi, dan tak lupa berusaha bangkit untuk mengatasi masalah yang ada.

Resilient adalah salah satu komponen dari self-compassion.

Self-compassion adalah kemampuan untuk bisa menjadi sahabat bagi diri sendiri, di saat ada kondisi yang tidak menyenangkan.

Baca Juga: 3 Tips Dampingi Buah Hati Saat Masuk Sekolah Untuk Pertama Kalinya

Contohnya yakni anak galau karena gagal menjadi yang terbaik di sekolah.

Melihat kasus tersebut, maka orang tua butuh mengembangkan self-compassion pada anak, sehingga nantinya anak tidak menyalahkan diri sendiri karena kegagalan yang terjadi. (*)

 

Sumber: Sonora.ID
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati