Menyalahartikan Duka
Duka dan kesedihan adalah hal yang normal saat menghadapi kehilangan.
Seseorang yang berulang kali memberikan nasihat untuk tetap bahagia mungkin merasa seolah-olah orang lain tidak peduli dengan kehilangannya.
Misalnya, orang tua yang kehilangan anaknya mungkin merasa bahwa anak mereka tidak penting bagi orang lain, sehingga menambah kesedihan mereka.
Baca Juga: Kepribadian Bisa Ditebak dari Kondisi Kamar, Ini Dia Arti Ruangan yang Rapi dan Berantakan
Isolasi dan Stigma
Orang yang merasa tertekan karena dipaksa untuk tersenyum saat menghadapi kesulitan memiliki kemungkinan kecil mendapatkan dukungan.
Mereka merasa terisolasi atau malu dengan perasaan mereka, dan menghalangi mereka untuk mencari bantuan.
Setiap hubungan memiliki tantangan.
Baca Juga: Dicibir Remehkan Isu Kesehatan Mental, Deddy Corbuzier Angkat Bicara
Toxic Positivity mendorong orang untuk mengabaikan tantangan ini dan fokus pada hal positif.
Keadaan ini dapat menghancurkan komunikasi dan kemampuan untuk memecahkan masalah dalam hubungan.
Kurangnya Kesadaran Diri
Toxic Positivity mendorong seseorang untuk mengabaikan emosi pada diri mereka.
Baca Juga: Mata Terasa Lelah? Wajib Tahu 6 Cara Ampuh untuk Mengatasinya
Mereka beranggapan menahan emosi dapat membuat mereka merasa lebih kuat.
Namun, ketika seseorang tidak dapat merasa positif, mereka akan merasa seolah-olah gagal.
(*)