Parapuan.co - Seseorang yang mengalami korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kerap kali lebih memilih untuk diam dan memendam kejadian yang dialami.
Seringkali, kondisi ini justru disadari oleh orang-orang di sekitar seperti keluarga atau mungkin sahabat.
Sebagai seorang sahabat dan teman dekat, kita biasanya bisa menyadari secara tidak langsung bahwa teman dekat kita sedang menanggung beban, salah satunya jadi korban kekerasan.
Ketika KDRT terjadi, teman dekat kita pasti akan menunjukkan gejalanya.
Misalnya, cenderung pendiam, murung, terdapat bekas luka di wajah atau tubuhnya, dan mudah menangis.
Baca Juga: Bahaya KDRT, Tumbuhkan Luka Batin Seumur Hidup bagi Buah Hati
Sebagai seorang teman, kita harus mendekati dia secara emosional terlebih dahulu dan perlahan menanyakan apa yang terjadi.
Membiarkannya berjuang sendirian justru menambah bebannya semakin berat dan tidak membantu menemukan solusi.
Berikan pundak untuk teman kita yang sedang mengalami KDRT sementara waktu, hingga ia tenang dan merasa aman.
Dilansir dari UN Women, begini kiat-kiat tentang cara membantu teman dekat menemukan dukungan dan keamanan setelah mengalami KDRT.
Tetap Berkomunikasi
Jaga komunikasi tetap terhubung, jika sangat sulit mengelabui pelaku, maka gunakan kode-kode rahasia dengan temanmu.
Jika kasusnya kekuasaan yang posesif, tanyakan kepada teman dekat kita lebih menyukai cara berkomunikasi seperti apa.
Apakah mereka suka perpesanan instan, panggilan, menggunakan aplikasi tertentu, atau mengobrol tatap muka.
Baca Juga: Catat! Ini 4 Jenis KDRT Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004
Bersikap Suportif dan Percaya
Dukungan kita yang kecil bisa dianggapnya kepedulian yang sangat besar jika kita mendukungnya bangkit dan bersemangat kembali.
Yakinkan bahwa mereka tidak sendiri karena dukungan selalu ada untuknya.
Terkadang sulit bagi mereka bercerita, tapi dengarkan dengan baik-baik dan peduli ketika mereka mau membuka suaranya.
Hormati Mereka dalam Mengambil Keputusan
Apabila nyawa teman dekat kita benar-benar dalam bahaya, kita bisa mengambil alih keputusannya untuk segera menyelamatkannya.
Namun pengambilan keputusan untuk masa depan hidupnya, kecuali kasus bunuh diri, berikan sepenuhnya kepada mereka.
Kita harus menghormati pilihan-pilihan yang ia ambil dalam kehidupannya di masa mendatang.
Jangan ragu untuk memberikan saran jika keputusan itu bisa sangat merugikannya.
Baca Juga: Bahaya KDRT, Tumbuhkan Luka Batin Seumur Hidup bagi Buah Hati
Hormati Privasi Mereka
Kenyataannya, masalah keamanan, stigma, perasaan malu, dan menyalahkan korban sering dialami penyintas daripada pelakunya.
Rahasiakan identitas teman dekat kita dan segala cerita yang diketahui dari telinga orang lain.
Kecuali jika teman dekat kita memberikan persetujuan langsung untuk mengungkapkannya.
Berikan Bantuan Praktis
Usahakan membantu teman dekat kita sebagai bentuk dukungan yang dapat meningkatkan keselamatan mereka.
Sementara waktu, tawarkan kepada mereka tempat tinggal dan transportasi yang aman hingga ia merasa lebih baik.
Ajak dia berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk menangani trauma akibat KDRT yang dialaminya.
Kekerasan keluarga tidak bisa dibenarkan bagaimanapun caranya.
Luka batin atau fisik akan abadi hingga akhir hayat baik penyintas maupun pelaku.
Memberikan dukungan kepada teman dekat kita yang mengalami kekerasan itu akan membantu mereka keluar dari masalah yang sedang dihadapinya.
Baca Juga: Bahaya KDRT, Tumbuhkan Luka Batin Seumur Hidup bagi Buah Hati