Penanganan tepat terhadap korban kekerasan dengan sindrom Stockholm
Dari kasus-kasus di atas, Kawan Puan dapat mengetahui bahwa mereka yang mengalami sindrom Stockholm memiliki trauma yang berbeda dibandingkan korban kekerasan biasa.
Pasalnya, penderita sindrom Stockholm bersimpati kepada tersangka dan merasa tindakan yang dilakukan dapat dimaklumi.
Oleh karenanya, Healthline.com mengklaim ada dua cara yang tepat untuk mengembalikan mental korban seperti sedia kala.
Pertama, konseling dapat dilakukan sebagai langkah jangka pendek bagi mereka yang mengalami trauma untuk sembuh dari serangan panik dan depresi.
Kedua, dan untuk jangka panjang, sebaiknya dilakukan psikoterapi terhadap korban untuk dapat sembuh.
Psikoterapi memungkinkan seseorang untuk bisa memahami apa yang terjadi, bagaimana kejadian yang menimpanya bisa terjadi, dan apa yang harus dilakukan untuk move on. (*)
Baca Juga: Sering Menyenangkan Orang Lain? Ini 4 Dampak Buruk Menjadi Seorang People Pleaser