Parapuan.co - Wilayah Indonesia Timur baru saja dilanda bencana banjir bandang dan longsor pada hari Minggu (4/4/2021).
Bencana alam tersebut melanda sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur.
Banyak korban yang harus mengungsi dan beberapa orang masih dalam pencarian.
Baca Juga: Penyebab dan Sejumlah Fakta Mencengangkan Banjir Bandang di NTT
Kala bencana terjadi, komunikasi menjadi hal yang penting.
Para korban membutuhkan akses untuk meminta bantuan dan pertolongan.
Namun, bencana alam membuat akses komunikasi ke luar daerah menjadi sulit.
Seringkali korban kesusahan untuk meminta bantuan dan pertolongan.
Sebuah wadah dalam masyarakat yang berfungsi sebagai perantara bantuan dari luar daerah dan juga sebagai alat komunikasi memang diperlukan.
Salah satu wadah dalam masyarakat yang berperan penting dalam hal tersebut adalah komunitas daerah.
Komunitas daerah merupakan kelompok masyarakat daerah yang bergerak di bidang tertentu.
Mereka cenderung memfasilitasi dan mengedukasi masyarakat daerah tersebut dalam bidang yang mereka kuasai.
Pada hari Selasa (6/4/2021), Parapuan berbincang secara daring dengan pengurus Komunitas Pasir Putih Pemenang, Ahmad Humaidi, mengenai peran penting komunitas daerah saat bencana alam terjadi.
Pasir Putih Pemenang merupakan sebuah organisasi yang fokus pada pengembangan pengetahuan literasi media, seni, serta studi sosial dan budaya, yang berlokasi di Pemenang, Lombok Utara.
Pada 17 Maret 2019, Lombok dilanda gempa bumi.
Baca Juga: Musibah Melanda NTT, Ini Kebutuhan Anak-anak di Lokasi Bencana
Lokasi Komunitas Pasir Putih Pemenang di Lombok Utara pun menjadi salah satu daerah yang dilanda gempa tersebut.
Ahmad Humaidi, atau yang akrab dipanggil Onyong, menyatakan bahwa saat bencana terjadi Komunitasi Pasir Putih Pemenang juga ikut mengungsi dengan warga.
Komunitas Pasir Putih Pemenang pun ikut tahu keperluan yang dibutuhkan oleh warga yang mengungsi.
Kebutuhan yang penting seperti obat-obatan sama sekali tidak ada pada malam pertama mereka mengungsi.
Selain obat, selimut juga dibutuhkan karena warga mengungsi ke bukit, dengan udara yang tinggi, untuk terhindar ketika tsunami datang.
Melihat pemerintah daerah yang kurang menyebar, paginya, Komunitas Pasir Putih berinisiatif untuk melakukan sebuah gerakan.
Gerakan tersebut adalah penggalangan dana dengan cara menghubungi jejaring komunitas seni dan budaya yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.
Komunitas Pasir Putih mengandalkan komunikasi lewat ponsel pribadi dan media sosial milik komunitas.
Alhasil, jejaring komunitas seni dan budaya di luar daerah Lombok Utara pun jadi mengetahui bagaimana kondisi korban bencana di pengungsian.
Komunikasi tersebut terus berjaring hingga teman dan kerabat Komunitas Pasir Putih di luar Lombok Utara pun ikut membuat gerakan sendiri untuk menggalang bantuan ke Lombok Utara.
Baca Juga: Usai Banjir Bandang NTT, BNPB Pastikan Perempuan dan Anak Nyaman di Pengungsian
Hari pertama Komunitas Pasir Putih Pemenang mendapat banyak donasi berupa uang dan juga kebutuhan pokok untuk warga.
"Alhamdulillah, hari pertama lumayan banyak donasi yang kita dapatkan.
"Ada beras, selimut, obat-obatan, dan ada juga hasil donasi yang kami belanjakan untuk lauk pauk," ungkap Ahmad Humaidi.
Awalnya yang Komunitas Pasir Putih Pemenang utamakan adalah warga yang ada di daerah Pemenang.
Setelah mendapat sumbangan yang cukup banyak, Komunitas Pasir Putih Pemenang mencoba untuk bergerak lebih jauh lagi ke kecamatan lain yang ada di Lombok Utara, terutama yang di pelosok-pelosok.
Berkat jaringan Komunitas Pasir Putih Pemenang, korban bencana alam yang ada di pengungsian mendapatkan bantuan dengan waktu yang cukup cepat.
Baca Juga: TNI AL Kerahkan 6 Kapal Perang untuk Tangani Situasi Pascabencana NTT
Komunitas daerah menjadi penting sebagai perantara bala bantuan dan juga komunikasi dengan masyarakat di luar daerah bencana.
Komunitas Pasir Putih Pemenang juga ikut menyebarkan informasi mengenai bencana alam yang melanda Nusa Tenggara Timur lewat Instagram Story mereka.
Ada baiknya bila komunitas daerah diberi fasilitas untuk berjejaring ke luar daerahnya agar dapat memperluas ikatan antar daerah di Indonesia.
Pengalaman Komunitas Pasir Putih Pemenang ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk dapat mengenal komunitas daerah di sekitar kita. (*)