Benarkah Jenis Kulit Bisa Berubah? Ketahui 7 Faktor yang Memengaruhinya

Putri Mayla - Senin, 12 April 2021
Faktor-faktor yang mengubah jenis kulit
Faktor-faktor yang mengubah jenis kulit stylecraze.com

Parapuan.co - Setiap orang pastinya terlahir dengan jenis atau tipe kulit tertentu.

Contohnya saja tipe kulit kering, berminyak, kombinasi, dan lainnya. Salah satu faktor yang memengaruhi tipe kulit kita adalah faktor keturunan.

Akan tetapi, mungkinkah jenis kulit kita berubah seiring dengan waktu?

Baca Juga: Mengalami Jerawat di Kelopak Mata? Tenang, Ini 5 Cara Mudah Menghilangkannya

Atau bisakah kita mengubah jenis kulit? Misalnya dari kering menjadi normal?

Menurut June Jacobs, pendiri sekaligus CEO Koleksi Spa June Jacobs dan Dr. Sarah Sawyer dari Dermatology & Laser of Alabama seperti dilansir dari laman Bustle, jenis kulit adalah genetik dan merupakan bawaan lahir.

Oleh karena itu, kita cenderung tidak dapat menentukan jenis kulit.

Meski begitu, ada faktor-faktor yang mengubah jenis kulit, atau setidaknya memengaruhi kondisinya, misalnya saja dari berminyak menjadi cenderung lebih kering.

1. Perubahan Iklim/ Musiman

Kulit bisa menyesuaikan dengan iklim dan perubahan musim agar organ lain tetap aman.

Dr. Sarah menjelaskan bahwa paparan udara kering cenderung membuat mereka yang memiliki kulit kering butuh pelembap yang lebih banyak atau lebih berat agar tetap terhidrasi.

Sedangkan mereka dengan kulit berminyak akan mendapati kulit bisa menjadi lebih berminyak dari biasanya.

Baca Juga: Memakai Sunscreen Harus Seberapa Banyak? Ini Saran Ahli Dermatologi

Kerusakan Lingkungan

Cuaca bukan satu-satunya faktor eksternal yang memengaruhi kesehatan kulit kita lho, Kawan Puan.

Menurut June, faktor lingkungan seperti alergen, polutan, radikal bebas, dan paparan sinar UV dapat membahayakan kulit.

Faktanya, 80% penuaan dini disebabkan oleh paparan sinar matahari dan akumulasi kerusakan sinar UV.

Tingkat Hormon

Kadar hormon juga bisa berfluktuasi dan memengaruhi perubahan kulit.

Contohnya perubahan hormon pada saat menstruasi, memulai atau menghentikan pil KB, selama kehamilan, dan selama pra-menopause atau menopause.

Pada masa-masa tersebut, kulit perempuan cenderung lebih berminyak dan dapat menyebabkan jerawat.

Baca Juga: Makanan yang Lebih Baik Tidak Dikonsumsi Jika Ingin Kulit Terbebas dari Jerawat

Perawatan Topikal

Menurut June Jacobs, menggunakan perawatan topikal tertentu seperti asam alfa hidroksi, retinoid, atau vitamin bisa membuat kulit lebih sensitif dan menyebabkan berbagai perubahan kondisi atau perilaku kulit.

Termasuk hiperpigmentasi atau perubahan warna, rasa terbakar, iritasi, reaksi alergi, dan pengelupasan.

Oleh karena itu, Kawan Puan pastikan untuk memakai tabir surya saat menggunakan produk jenis ini.

Selain itu, konsultasikan dengan dokter kulit untuk perawatan dan bahan yang cocok sesuai jenis kulit ya, Kawan Puan.

Pengobatan

"Obat diuretik dapat membuat kulit kering, seperti halnya obat antikolinergik seperti antidepresan," kata Dr. Sarah.

Jika Kawan Puanmemang sedang mengonsumsi obat jenis ini, maka bisa saja terjadi perubahan kondisi kulit.

Apabila kamu khawatir obat yang dikonsumsi bisa memengaruhi kulit, maka konsultasikan ke dokter kulit untuk mencegah atau mengelola efek samping tertentu.

Nutrisi

Nutrisi juga bisa menyebabkan perubahan jenis kulit lho, Kawan Puan.

Baca Juga: Supaya Badan Tetap Fit, 5 Olahraga Ini Bisa Dilakukan Saat Berpuasa

Contohnya saja kurang minum air, kurang vitamin, mengonsumsi alkohol atau kafein, serta pola makan yang tidak seimbang bisa memengaruhi kesehatan kulit.

Gaya Hidup

Tingkat stres, pola tidur, olahraga, dan merokok bisa menjadi penentu kesehatan kulit nih, Kawan Puan.

Dr. Sarah menambahkan, bahwa mereka dengan kondisi kulit inflamasi seperti psoriasis, eksim, dan jerawat harus mengubah gaya hidupnya.

Kalau Kawan Puan termasuk salah satu yang memiliki kondisi kulit tersebut, harus segera memperbaiki pola hidup agar kondisi kulit tetap sehat. (*)

Sumber: Bustle
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja