Parapuan.co - Apakah Kawan Puan sedang menjalankan ibadah puasa?
Kalau ya, maka waktu berbuka pastinya jadi saat yang paling ditunggu, dong?
Saat berbuka, rasanya bahagia karena kamu bisa menyantap aneka makanan yang tersaji di meja.
Baca Juga: Bisa Jadi Menu Buka Puasa, Ini Sederet Manfaat Makan Salad Bagi Tubuh
Baik itu minimum, kudapan ringan, hingga makanan berat.
Tapi, jangan kalap dan memakan semuanya, lo!
Kebiasaan tersebut tak baik untuk kesehatan pencernaan.
Perut yang selama belasan jam kosong akan kaget kalau kamu tiba-tiba makan dalam porsi banyak.
Lebih baik, awali buka puasa dengan kudapan ringan yang mudah dicerna.
Contohnya kurma, sup sayur, telur rebus, alpukat, buah-buahan, dan kudapan ringan lainnya. Baru setelahnya kamu bisa makan makanan berat.
Nah, melansir dari Healthline, ada panduan mengisi piring buka puasa dengan porsi yang seimbang yaitu karbohidrat, protein, dan sayur.
Seperti apa? Simak langsung, yuk!
Panduan isi piring untuk buka puasa
Meskipun kebiasaan kita adalah makan banyak saat berbuka puasa, tapi sebaiknya hal ini tidak dilakukan.
Makan banyak saat berbuka hanya akan membuat peningkatan berat badan dan membuat tubuh kelelahan esok harinya.
Nazima Qureshi, seorang Ahli Diet dan Ahli Gizi Terdaftar, memberikan panduan isi piring saat buka puasa seperti berikut:
Baca Juga: Catat! 4 Sumber Makanan dan Minuman yang Wajib Dikonsumsi Saat Puasa
Sayuran atau salad: setengah piring
Karbohidrat: seperempat piring
Protein: seperempat piring
Lebih lanjut lagi, Nazima Qureshi menyarankan untuk menyantap makanan berat seperti nasi dan lauk sesudah kita minum air putih dan buah-buahan.
Dengan begitu, kita tidak akan kalap memakan semua sajian yang terhidang di depan mata.
Saat masuk buka puasa, awali dengan segelas air putih untuk mengembalikan hidrasi tubuh.
Lalu lanjutkan dengan buah-buahan yang banyak mengandung air, contohnya saja semangka, stroberi, blewah, tomat, dan tentu saja kurma.
Untuk buka puasa hari ini, coba anjuran porsi makan tadi ya, Kawan Puan. Jangan langsung melahap semuanya karena segala hal yang berlebihan itu tidak baik. (*)