Salah satunya dengan memberikan pertolongan pertama psikologis atau psychological first aid (PFA).
“Penanganan awal itu sama seperti kalau kita mengalami luka fisik, jadi ada P3K-nya dulu. Kita menyebutnya dengan psichologycal first aid (PFA), pertolongan pertama untuk reaksi psikologisnya,” jelas Niken.
Tujuan dari pemberian PFA ini adalah untuk membuat penyintas mampu beradaptasi dengan perubahan drastis yang terjadi .
Psychological first aid ini bisa dilakukan tidak hanya oleh psikolog, tapi juga bisa dilakukan oleh relawan, tenaga medis, bahkan oleh awak media masa juga, yang pastinya sudah mendapatkan pelatihan khusus.
Lalu seperti apa atau bagaiamana cara PFA ini bekerja?
Pada dasarnya, PFA ini memiliki 5 prinsip pada pertolongan pertama untuk permasalahan psikologis.
Kelima prinsip tersebut diantaranya adalah look, listen, link, connect, dan hope.
Baca Juga: Simak, Berikut Langkah Evakuasi Mandiri Saat Terjadi Gempa Bumi
Look
Look itu yang memiliki arti melihat. Berarti sebagai relawan atau tenaga psikologi melihat kondisi penyintas ini seperti apa.
Beberapa diantaranya yang perlu diperhatikan dalam tahap look ini adalah terkait dengan kondisi korban usai mengalami bencana.
Seperti, apakah mereka sudah berada di tempat yang aman? Aman dalam arti, misalnya bencana gempa bumi, kalau mereka masih berusah stay, tinggal di rumah yang padahal kondisinya itu rapuh, rawan untuk roboh, berarti kan mereka memerlukan safe place, tempat yang aman untuk mereka berteduh.
Dalam tahap ini, kita dituntut untuk menggunakan kepekaan kita agar bisa memberikan pertolongan kepada korban.
“Dengan look ini kita punya kepekaan. ‘Kira-kira kondisi penyintas ini seperti apa sih? Apakah dia terpisah dari keluarganya? Atau dia mengalami syok dengan kondisi yang baru saja dia alami?’ Jadi kita perlu melihat dulu, kita melihat dengan kepekaan,” terang Niken.