Memiliki empati berarti kita meletakkan kehadiran pikiran dan perasaan kita untuk ikut merasakan seseorang tanpa benar-benar menjadi mereka.
Pada awal pandemi, banyak dari kita yang dipersatukan dengan sikap "kita menghadapi pandemi ini bersama-sama!" sehingga empati mengalir seperti air.
Kemudian kita mulai melihat bagaimana semakin lama, orang-orang meremehkan pandemi.
Baca Juga: Bisa Yuk! Belajar Mengatakan Tidak dan Berhenti Menyenangkan Semua Orang
Otak manusia cenderung menghindar dari hal-hal yang berbeda dan mendekat ke hal-hal yang sejalan.
Cara kita berhadapan dengan pandemi berbeda dengan cara orang lain.
Cara yang kita anggap salah akan memunculkan kelelahan empati terhadap orang lain yang menganut cara tersebut.
Kelelahan empati juga mencangkup stress.
"Saat kita mengalami stres, respons ketakutan untuk melawan bekerja terus-menerus, dan ini menyebabkan kelebihan adrenalin dan kortisol dalam sistem," kata psikolog klinis, Carla Marie Manly, PhD.