Tak disangka, kinerja serta kegigihan Esther memincut hati Habibie pada saat itu. Habibie pula yang meyakinkan Esther kalau dirinya bisa menjadi seorang pilot.
“Pak Habibie yakin saya bisa jadi pilot. Saya diterima langsung olehnya, saya langsung diminta datang ke kantor yang berada di Bandung,” ungkap Esther.
Di sinilah, Esther dipercaya Habibie untuk menerbangkan pesawat-pesawat yang dibuat PTDI. Tak tanggung-tanggung, Esther bahkan dipercaya bisa menerbangkan pesawat rancangan Habibie yakni Gatot Kaca N-250.
Baca Juga: Tajir, Ini 5 Perempuan Terkaya Dunia dengan Kekayaan hingga Triliunan Rupiah
Lagi, lagi, kinerja dan jerih payahnya menjadi co-pilot uji coba pesawat membuat Habibie terkesima. Sehingga, mendiang Habibie kemudian menempatkan Esther sebagai pilot di Merpati Airlines (1987-1995).
Dari situ, dia kemudian diangkat menjadi Kapten Pilot Uji,“Kalau jadi pilot, perempuan sudah banyak. Tapi, kalau pilot uji, saya rasa, saya yang pertama kali mendapatkan ini."
"Pilot uji itu beda dengan pilot komersial, karena kita menguji pesawat yang sedang dikaji, dan diujicoba untuk bisa dikasih lisensi,” jelas Esther.
Perempuan yang sudah memilih 7.000 jam terbang lebih merasa, inilah pekerjaan paling menantang buatnya. Esther bilang, “Di atas itu. Kita harus uji kelayakan mesin. Jadi nanti pas di atas, mesin dimatikan, kemudian dihidupkan lagi. Ada risiko, mesin enggak nyala.”