Parapuan.co - Banyak orang masih menganggap bahwa menjadi ibu rumah tangga itu mudah, hanya mengurus rumah dan mengasuh anak.
Faktanya, tidak sesederhana itu ya, Kawan Puan.
Selain panggilan jiwa, menjadi ibu rumah tangga merupakan suatu pekerjaan yang tidak ada habisnya.
Baca Juga: Pandemic Burnout Mempengaruhi Siklus Menstruasi? Ini Penjelasannya
Tidak terikat waktu dan beratnya beban kerja, bisa jadi seharian membereskan seluruh pekerjaan rumah hingga terlalu lelah.
Ibu rumah tangga ahli dalam multitasking, sebagai pengasuh, pembersih rumah, penata taman, koki, pendidik, administrator, finance, perawat, dan masih banyak lagi.
Kesemuanya itu terkadang dinilai tidak bekerja oleh orang lain, padahal menjadi ibu rumah tangga beban kerjanya sudah cukup berat jika ia lakukan sendiri tanpa asisten.
Persis dengan pekerjaan di kantor atau lapangan, ibu rumah tangga memungkinkan mengalami burnout juga.
Burnout adalah keadaan seseorang yang mengalami kelelahan dan stres berat yang disebabkan oleh pekerjaan.
Burnout dipicu karena orang sering memaksakan diri untuk bekerja, memiliki beban kerja berat, dan pekerjaan yang monoton.
Mengutip dari Verywell Mind, berikut ini tiga cara mencegah burnout agar ibu rumah tangga tetap sehat secara mental, fisik, dan hubungan.
1. Berhenti mengatakan ‘ya’ dan belajar mengatakan ‘tidak’.
Ibu rumah tangga sering melakukan ‘kerja tak terlihat’ dan tidak disadari siapapun, misalnya melipat pakaian dalam, menjemur handuk basah, dan membersihkan kamar mandi atau taman.
Pekerjaan tak terlihat ini terkadang menambah pekerjaan utama yang sudah banyak itu, sehingga menambah porsi kerja.
Kamu bisa mengatakan ‘tidak’ untuk menyelesaikan pekerjaan ini, serta menundanya di esok hari bukanlah sebuah masalah.
Jika terlalu lelah, kamu bisa menggunakan jasa/tenaga orang lain untuk beberapa saat hingga mood kamu kembali lebih baik.
Baca Juga: 4 Aktivitas untuk Menghangatkan Hubungan Rumah Tangga Selama Pandemi
2. Jadwalkan waktu untuk diri sendiri.
Me time is a must, waktu untuk diri sendiri adalah keharusan.
Ibu rumah tangga seringkali memprioritaskan dirinya pada urutan terakhir setelah rumah, suami, dan anak.
Jika semua bergantung pada ibu, lantas ibu bergantung pada siapa?
Menjadwalkan diri untuk bersenang-senang bukanlah sebuah dosa bagi ibu rumah tangga.
Keluar sebentar untuk menikmati makanan enak, istirahat, berbelanja, melakukan hobi, atau olahraga bisa membantu menyehatkan mental ibu.
3. Diberi bantuan bukan berarti kelemahan.
Ketika ada orang lain yang membantu meringankan pekerjaanmu, tunjukkan penghargaan daripada kritik.
Biarkan anak-anak membereskan kamar tidur dengan cara mereka sendiri.
Minta tolong kepada suami untuk mengangkat jemuran juga tidaklah masalah.
Baca Juga: Agar Tetap Sehat Selama Puasa di Tengah Pandemi, Konsumsi 5 Buah Ini
Jika kamu lelah, menyerahkan baju kotor ke penatu bisa mengurangi beban kerjamu.
Pekerjaan yang baik itu bukan berarti sempurna, selesai saja sudah cukup.
Ibu rumah tangga yang sibuk tetap bisa menjalankan hidup yang seimbang.
Kamu akan merasa lebih baik dan berfungsi dengan mendapatkan bantuan dari orang lain yang peduli terhadap pekerjaanmu.
Lelah karena pekerjaan itu hal biasa, tapi burnout karena pekerjaan bisa merusak harimu.(*)