Parapuan - Berbicara mengenai gaslighting, perilaku ini bisa terjadi pada semua hubungan lho, Kawan Puan. Bukan hanya hubungan percintaan, tetapi hubungan keluarga bahkan pekerjaan juga bisa mengandung tindakan gaslighting.
Secara umum, gaslighting merupakan salah satu bentuk penganiayaan psikologis yang menyebabkan seseorang mempertanyakan kewarasan dirinya sendiri.
Beberapa tindakan gaslighting yang sering terjadi ialah menuduh seseorang berbohong atau mengada-ada, menolak untuk mendengarkan kekhawatiran seseorang, hingga mengklaim bahwa ingatan seseorang tidak benar atau hanya khayalan.
Gaslighting bisa dilakukan seseorang terhadap orang lain dengan menyangkal telah mengatakan atau melakukan sesuatu.
Baca Juga: Hal yang Perlu Kamu Bicarakan dengan Pasangan Pasca Melahirkan
Tindakan di atas membuat korban gaslighting akan merasakan bingung tentang dirinya sendiri. Korban juga akan menebak-nebak fakta sesungguhnya tentang diri mereka sendiri.
Tidak jarang korban gaslighting jadi menyalahkan diri sendiri karena keputusan sensitif hingga sulit membuat keputusan yang sederhana. Hal tersebut disebabkan karena korban merasa seolah-olah mereka tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar.
Lebih jauh lagi, korban gaslighting akan membuat alasan untuk perilaku orang yang melakukan pelecehan hingga menahan informasi atau berbohong kepada teman dan keluarga untuk melindungi orang yang melakukan kekerasan.
Tindakan gaslighting yang membuat seseoang jadi mempertanyakan dirinya sendiri dan menganggap ia tidak berharga merupakan sesuatu yang kejam. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi gaslighting.
Hal ini dilakukan agar kamu tetap sadar dan realistis akan situasi yang sedang dihadapi. Sehingga, seandainya kasus ini akan diangkat ke ranah hukum, kamu sudah memiliki bukti kuat.
Melansir dari Medical News Today, berikut ini 8 hal yang bisa dilakukan jika diri sendiri atau kerabat mengalami gaslighting:
1. Membuat Jurnal
Orang yang mengalami gaslighting, perlu membuat jurnal untuk mengingat insiden yang dialami.
Tak lupa untuk berhati-hati dalam menyimpan jurnal, pastikan di tempat yang aman yang di mana pelaku tak dapat menemukannya.
2. Merekam Memo Suara
Saat Kawan menerima tindakan gaslighting, segeralah rekam suara si pelaku ya.
3. Mengambil Beberapa Foto
Bila ada kesempatan, Kawan Puan boleh sekali mengambil beberapa gambar saat terjadi gaslighting.
Tentunya mengambil foto di tempat terjadinya perilaku buruk ini bisa menjadi bukti yang sangat akurat bila seandainya kamu suatu saat memiliki keinginan untuk menuntut pelaku.
Baca Juga: Cemburu Pasangan Lebih Pilih Sahabatnya? Ini yang Bisa Kamu Lakukan
4. Email
Selain mencatat dalam jurnal, alangkah baiknya kalau Kawan Puan menyimpan seluruh bukti gaslighting dikirim ke orang yang kamu percayai dengan memanfaatkan teknologi, seperti surat elektronik atau email.
5. Pergi ke Komunitas yang Mendukung Kita
Sebagai informasi, korban yang menerima tindakan gaslighting bisa terkena gangguan mental lho, Kawan Puan. Supaya kondisi psikis lebih baik, cobalah pergi ke seseorang atau kelompok yang anggotanya pernah mengalami kejadian yang sama.
Dengan bergabung ke sebuah komunitas, kamu bisa bercerita dengan orang lain dan niscaya kita bisa mendapatkan kekuatan agar segera bangkit dari persoalan yang menyelimuti.
6. Terapi
Jika memungkinkan, kamu boleh meminta bantuan ke terapis. Sebab, seorang terapis dapat memberi seseorang ruang yang aman untuk berbicara jujur tentang apa yang dirasakan.
7. Mempercayai Naluri Mereka
Begitu seseorang tahu bahwa dapat mempercayai diri sendiri, maka mereka dapat berlatih mendengarkan naluri dan kata hati lagi.
Hingga seiring berjalannya waktu, ini dapat membantu seseorang mendapatkan kembali kesadaran dirinya agar tak terjebak di masalah yang sama. Oleh karena itu jika Kawan Puan memiliki keraban yang mengalami gaslighting, sebisa mungkin percayai mereka, ya.
8. Menahan Keinginan untuk Berdebat
Seseorang yang memiliki bukti gaslighting mungkin merasa tergoda untuk menggunakannya untuk membuktikan bahwa mereka tidak seperti yang dikatakan pelaku. Padahal, hal ini kemungkinan tidak akan mengubah perilaku orang yang menganiaya.
Jika seseorang mengungkapkan bahwa mereka telah mengumpulkan bukti, orang yang melakukan pelecehan dapat membalas atau mencoba menghapusnya. Oleh karena itu, sebaiknya langsung beri bukti tersebut kepada pihak berwajib.
Jangan simpan informasi ini sendiri, segera bagikan ke teman atau sanak saudaramu agar terhindar dari pelaku kejahatan mental.
(*)
Baca Juga: Stres Kerja Menurunkan Gairah Seksual? Ini yang Bisa Kamu Lakukan