Parapuan.co - “Kamu narsis banget, deh!” Tidak sedikit dari kita yang mungkin pernah mengatakan kalimat tersebut kepada orang yang dikenal.
Alasannya adalah sesederhana mereka terlalu sering mengunggah selfie di media sosial atau terlalu percaya diri.
Namun, masalah narsistik tidak sesederhana yang kita pikirkan dan bukan sesuatu yang dapat disembuhkan dalam waktu yang singkat.
Seseorang yang kamu anggap narsistik, belum tentu benar-benar mengidap gangguan narsistik.
Gangguan kepribadian narsistik itu nyata, kita harus lebih memahami orang-orang di sekitar kita untuk dapat melihatnya.
Baca Juga: Cemburu Pasangan Lebih Pilih Sahabatnya? Ini yang Bisa Kamu Lakukan
Melansir dari Mayo Clinic, gangguan kepribadian narsistik atau narcisstic personality disorder adalah salah satu gangguan kepribadian.
Seseorang yang mengidap gangguan kepribadian narsistik cenderung merasa dirinya paling penting, sangat membutuhkan perhatian dan pujian yang berlebihan, dan kurang memiliki rasa empati.
Di balik topeng kepercayaan diri yang berlebihan tersebut, terdapat harga diri yang rapuh dan rentan akan kritikan sekecil apapun.
Penyebabnya pun macam-macam, mulai dari latar belakang masa kecil hingga pengaruh genetik.
Gangguan kepribadian narsistik menyebabkan masalah pada hubungan dengan orang lain.
Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik pada umumnya sulit untuk bahagia dan mudah kecewa ketika mereka tidak diberi pujuan yang mereka yakini pantas mereka dapatkan.
Mereka mungkin menemukan hubungan dengan orang lain tidak memuaskan.
Pengaruh bagi hubungan percintaan
Seperti yang disebutkan di atas, seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik cenderung bermasalah dengan hubungan bersama orang lain, termasuk hubungan percintaan.
Banyak dari mereka yang menjalin hubungan percintaan hanya untuk mendapatkan pujian, penerimaan, dan validasi semata.
Hubungan tersebut biasa disebut sebagai love bombing.
Melansir dari Cosmopolitan, love bombing adalah adalah taktik manipulatif yang digunakan oleh seseorang yang sangat narsistik.
Baca Juga: Percintaan Berakhir Kilat, Kenali Love Bombing Dan 4 Tandanya
"Mereka berusaha untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seseorang yang mereka inginkan dengan menampilkan citra diri mereka yang ideal," kata Lori Nixon Bethea, PhD, pemilik Intentional Heart Counseling Service.
Tujuannya tentu untuk meningkatkan ego dengan mendapatkan pujian dan validasi yang mereka inginkan.
Menurut Ami Kaplan, LCSW, seorang psikoterapis di New York City, love bombing sudah termasuk gejala gangguan kepribadian narsistik.
Gangguan kepribadian narsistik bisa jadi berbahaya untuk hubungan
"Love bombing sebagian besar merupakan perilaku yang tidak disadari. Mereka akan berusahan mendapatkan orang yang diinginkan.
Setelah mendapatkannya dan hubungan terasa aman serta stabil, mereka cenderung beralih menjadi sangat sulit dimengerti, banyak menuntut, kasar, dan manipulatif," jelas Ami Kaplan.
Ketika sudah mendapatkan apa yang diinginkan, mereka cenderung mengambil alih kekuasaan atas pasangan dan hubungannya.
Masalah seperti ini dapat berakhir pada kekerasan fisik dan mental yang dapat membahayakan pasangan.
Baca Juga: 6 Alasan Kamu Bisa Berteman, Meski Sudah Putus Hubungan dengan Mantan
Jika Kawan Puan menemukan gejala tersebut pada pasangan, ada baiknya jika segera hubungi psikolog terpercaya.
Gangguan kepribadian narsistik bisa diobati secara perlahan, namun kita tidak bisa menuntut waktu yang instan.
Jika ternyata pasangan memiliki gangguan kepribadian narsistik, berikan waktu untuk penyembuhannya dan bicarakan bersama secara dewasa. (*)