Parapuan.co - Hari Kartini tidak mesti selalu dimaknai dengan melakukan orasi atau menyerukan pemberdayaan perempuan di seluruh negeri.
Yang paling penting adalah mulai dari diri sendiri dan mengajak orang-orang terdekat untuk mewujudkan perjuangan RA Kartini.
Bagaimana denganmu, Kawan Puan? Sudahkah kamu meneruskan apa yang sudah Kartini perjuangkan dengan mewujudkan mimpimu sendiri?
Baca Juga: Ibu Punya Mimpi Bantu Bangun Kepercayaan Diri Lewat 'Narasi Ibu untuk Ibu'
Atau, kamu merasa terjebak dalam kehidupan rumah tangga lantaran memutuskan menikah alih-alih menggapai cita-cita?
Kalau benar begitu, ketahuilah bahwa pernikahan bukanlah suatu hal yang akan mengakhiri mimpimu.
Kehidupan rumah tangga juga bisa menjadi support system bagimu untuk terus melaju mewujudkan impian.
Salah satu kuncinya ada dalam dirimu dan pasangan, di mana kalian perlu bekerja sama mengarungi bahtera rumah tangga sembari tetap menggapai cita-cita masing-masing.
Baca Juga: Temukan Diri yang Baru, Perayaan Narasi Diri Ibu Agar Lebih Berdaya
Itulah yang disampaikan oleh Menlu Retno Marsudi saat sedang live Instagram bersama Maudy Ayunda, Rabu, 21 April 2021.
Menurutnya, perempuan tetap bisa menjadi apapun yang dia mau meski sudah punya suami dan mungkin saja ditambah anak.
Asalkan, di dalam menjalani rumah tangga, suami dan istri sepakat untuk bekerja sama atau memiliki team work.
Kerja sama tim tersebut berlaku untuk setiap aktivitas di dalam rumah tangga, tanpa harus ada pembagian tugas antara perempuan dan laki-laki.
Baca Juga: Ternyata Begini Manfaat Tak Terduga Makan Bareng Keluarga di Rumah
"Bahwa yang namanya keluarga itu adalah team work. Jadi di keluargaku itu nggak ada pembagian 'lo ngapain, gua ngapain'," terang Retno Marsudi.
"Jadi siapapun yang sedang bisa melakukan, ya kita lakukan. Tentunya ada hal yang nggak bisa dilakukan suami, mengandung, melahirkan, menyusui itu nggak bisa," tambahnya.
Bahkan, Retno Marsudi bercerita, putranya yang seorang dokter nyatanya lebih sering memasak di dapur ketimbang dirinya.
Untuk urusan berbelanja pun, tidak selalu Retno sendiri yang ke swalayan atau supermarket, tetapi bisa anggota keluarganya yang lain, termasuk suami.
Baca Juga: Selain 'Habis Gelap Terbitlah Terang' Ini Kalimat Bijak Lain dari RA Kartini
"Kalau di keluargaku, yang ini tabu dilakukan laki-laki, ini tabu dilakukan sama sekali nggak ada. Sampai kemudian anak-anakku menikah, menantu-menantuku juga begitu (setara)," kata sang Menlu.
Pengalaman Retno Marsudi dan keluarga mestinya dijadikan contoh bagi seluruh keluarga di Indonesia juga, ya, Kawan Puan.
Bahwasanya, setiap anggota keluarga sama-sama memiliki kewajiban melakukan pekerjaan rumah tangga, tanpa ada kesenjangan gender.
Kiranya, itulah kunci mewujudkan kesetaraan dalam rumah tangga ala Menlu Retno Marsudi yang mestinya tidak sulit dipraktikkan.
(*)