Penelitian yang dipublikasikan di jurnal internasional, Disease Models and Mechanisms mengungkapkan berbagai teori menarik.
Diungkapkan dalam penelitian tersebut bahwa jika janin mengalami pergerakan dalam rahim adalah hal yang sangat normal, dan berarti merupakan kehamilan yang sehat.
Sehingga timbul interaksi molekuler utama yang memandu sel dan jaringan embrio untuk membangun kerangka fungsional yang kuat.
Sedangkan, apabila embrio tak bergerak, maka rangsangan atau sinyal vital yang memandu pembangungan kerangka fungsional tidak dapat terjadi.
Alhasil, gerakan yang berkurang atau bahkan tidak adanya gerakan dapat menyebabkan masalah pada perkembangan tulang dan sendi.
Baca Juga: Tidur dengan Lampu Menyala Buruk Bagi Kesehatan, Ini Alasan dan Dampaknya
Mengutip dari women.texaschildrens.org kondisi ini bisa menyebabkan displasia skeletar, yakni kelainan genetik yang mencegah tulang dan tulang rawan janin tumbuh dan berkembang dengan baik.
Displasia skeletal dapat menyebabkan kelainan tulang pada tubuh, seperti ukuran dan bentuk tengkorak, tungkai, lengan serta batang tubuh.
Diperkirakan sekitar 5 persen anak dengan cacat lahir bawaan mengalami displasia skeletal.