Parapuan.co - Tentunya, tak ada seorang pun ibu yang ingin anaknya lahir dalam kondisi yang kekurangan.
Namun, terkadang bayi lahir dengan kondisi yang berbeda-beda.
Salah satunya adalah kelainan tulang. Kondisi ini terjadi karena bawaan sejak dalam kandungan atau cacat lahir.
Melansir dari Big News Network, berdasarkan penelitian terbaru dari Trinity College Dublin, menemukan bahwa beberapa kondisi cacat tulang terjadi karena kurangnya gerakan janin dalam rahim.
Baca Juga: Waspadai Rasa Kesemutan Parah Pada Kaki, Bisa Jadi Tanda Sakit Kronis
Meskipun begitu, para peniliti menemukan bahwa jika masih dalam masa perkembangan awal dalam kandungan, maka masih bisa diperbaiki sehingga bayi dapat lahir dengan normal.
Saat melakukan penelitian, para peneliti menggunakan embrio ayam.
Sebab, menurut peneliti, embrio ayam mirip dengan perkembangan manusia di kandungan.
Dengan kesamaan ini, maka diharapkan para peneliti dapat menemukan cara untuk mengobati kelainan tulang dalam masa kehamilan dengan menerapkan intervensi terapeutik.
Kendati demikian, perawatan ini masih dalam tahap pengembangan.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal internasional, Disease Models and Mechanisms mengungkapkan berbagai teori menarik.
Diungkapkan dalam penelitian tersebut bahwa jika janin mengalami pergerakan dalam rahim adalah hal yang sangat normal, dan berarti merupakan kehamilan yang sehat.
Sehingga timbul interaksi molekuler utama yang memandu sel dan jaringan embrio untuk membangun kerangka fungsional yang kuat.
Sedangkan, apabila embrio tak bergerak, maka rangsangan atau sinyal vital yang memandu pembangungan kerangka fungsional tidak dapat terjadi.
Alhasil, gerakan yang berkurang atau bahkan tidak adanya gerakan dapat menyebabkan masalah pada perkembangan tulang dan sendi.
Baca Juga: Tidur dengan Lampu Menyala Buruk Bagi Kesehatan, Ini Alasan dan Dampaknya
Mengutip dari women.texaschildrens.org kondisi ini bisa menyebabkan displasia skeletar, yakni kelainan genetik yang mencegah tulang dan tulang rawan janin tumbuh dan berkembang dengan baik.
Displasia skeletal dapat menyebabkan kelainan tulang pada tubuh, seperti ukuran dan bentuk tengkorak, tungkai, lengan serta batang tubuh.
Diperkirakan sekitar 5 persen anak dengan cacat lahir bawaan mengalami displasia skeletal.
Kelainan yang dialami bayi pun bisa berbeda-beda berdasarkan jenisnya, yakni:
1. Non-lethal dysplasias (displasian yang tidak mematikan) yang umum terjadi
- Achondroplasia, merupakan jenis dwarfisme yang paling umum, biasa ditandai dengan anggota tubuh yang pendek.
- Campomelic displasia, suatu kondisi pada bayi yang baru lahir dan menyebabkan tertekuknya tulang panjang di kaki dan lengan bayi.
Baca Juga: Terus Menurus Merasakan Kesemutan Bisa Saja Kamu Mengidap Penyakit Ini
2. Tiga jenis lethal dysplasias (displasia mematikan)
- Achondrogenesis, yang menyebabkan toraks kecil (dada), paru-paru terbelakang, dan tungkai pendek
- Osteogenesis imperfecta II, juga dikenal sebagai penyakit tulang rapuh karena penurunan kepadatan tulang yang mengakibatkan tulang rapuh dan mudah patah.
- Thanatophoric displasia, ditandai dengan tungkai yang sangat pendek dan lipatan ekstra kulit di lengan dan tungkai, tulang rusuk kecil, dan paru-paru yang belum berkembang.
Masih dari sumber yang sama, displasia skeletal dapat didiagnosis selama kehamilan setelah USG rutin.
Jika memang ada tanda-tanda displasia skeletal, maka diperlukan perawatan khusus dan komprehensif.
Maka dari itu, hendaknya Kawan Puan senantiasa memerhatikan perkembangan janin dan memastikan asupan nutrisi yang tepat, agar calon bayi dapat lahir dengan sehat ya.(*)