Parapuan.co - Sabtu (24/04/2021), kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam di laut Utara Bali sejak kapal selam tersebut hilang kontak pada Rabu (22/04).
Sebelum hilang kontak, kapal selam KRI Nanggala-402 ini memang dijadwalkan untuk mengikuti latihan penembakan torpedo.
Namun, selang beberapa lama menyelam, kapal selam KRI Nanggala-402 ini hilang kontak.
Semula, masih banyak yang berharap 53 penumpang kapal selam KRI Nanggala-402 yang diduga tenggelam sejauh 850 meter ini masih hidup.
Namun, setelah banyak bantuan dari negara luar datang, melansir Kompas.com, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan bahwa53 awak kapal selam Nanggala-402 dipastikan gugur.
Baca Juga: 'On Eternal Patrol' Trending Usai Tragedi KRI Nanggala 402, Ini Makna Mendalam di Baliknya
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ini memastikan awal kapal selama Nanggala-402 ini gugur setelah mendapatkan bukti otentik dari ROV kapal MV Swift Rescue dari Singapura.
Setelah menurunkan ROV kapal MV Swift Rescue dari Singapura, hasil rekaman memperlihatkan kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan.
Tak hanya itu, bagian kemudi selam juga terlihat timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselamatan awak kapal MK 11 juga terlihat.
"Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut, dapat dinyatakan, bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur," ujar Hadi dalam jumpa pers di Bali, Minggu (25/4/2021).
"Atas nama prajurit dan keluarga besar TNI saya sampaikan rasa dukacita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga prajurit yang gugur," lanjutnya.
Sebelumnya, laksamana Yudo menyampaikan bahwa kapal selam Nanggala-402 tenggelam lantaran mengalami keretakan yang cukup besar.
Dan, bukan disebabkan dari ledakan.
"Bukan ledakan, kalau ledakan ambyar semua," ujarnya. Retakan terjadi secara bertahap di tiap tingkat kedalaman.”
"Karena retakan jadi secara bertahap di bagian tertentu, dia turun ada fase-fase dari kedalaman 300 meter, 400 meter, 500 meter ada keretakan," ujar Yudo melansir dari Kompas.com.
Yudo menyimpulkan demikian, lantaran melihat sejumlah bukti yang seharusnya berada di dalam kapal keluar dari permukaan.
"Barang-barang ini sebenarnya ada di dalam. Apalagi yang pelurus torpedo keluar berarti terjadi keretakan besar," ujarnya.
Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan ya!(*)