Tak Pedulikan Cemoohan
Selain sifat pekerjaan barunya yang amat berbeda dari pekerjaan lamanya, Lili juga mengalami cemoohan dari orang-orang, terutama yang sama-sama berasal dari daerah seperti dirinya.
"Saya dicemooh oleh teman-teman di tingkat wilayah, karena stigma yang ada yaitu orang wilayah tidak mampu duduk di jabatan atau posisi strategis di tingkat nasional kecuali menjadi anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)," ucap Lili, tanpa merinci wilayah mana saja yang dimaksud.
Namun, dengan keberhasilannya mencapai puncak kepemimpinan KPK, dia mematahkan stigma tersebut.
Baca Juga: Ini Alasan Perempuan Harus Berani dan Tegas dalam Melawan Korupsi
Kendati demikian, ada saja segelintir orang, terutama yang sekampung halaman dengannya, yang tetap menghina dirinya terlepas dari pencapaiannya di KPK.
"Tantangan terbesar saya sebetulnya selama satu tahun (pertama), saya justru diolok-olok di tempat sendiri di Sumatera Utara," ujar Lili.
Dia berkisah ada sejumlah kenalannya di provinsi tersebut yang merasa bahwa percuma Lili bekerja di KPK, sebab di Sumatera Utara angka korupsinya tetap tinggi.
Mereka seolah merasa bahwa Lili sebaiknya mengurus pemberantasan korupsi di daerah asalnya saja, alih-alih di tingkat nasional.