"Mereka bilang, 'Percuma kau di KPK, Li. Tuh, banyak korupsi di daerah (Sumatera Utara). Kita (Sumatera Utara) tidak turun rangking (dalam hal korupsi). Ngapain kau di situ (KPK)?'" Lili menirukan ucapan sumbang orang-orang tersebut.
Dia kemudian merespons cibiran itu dengan santai.
"Saya bilang, 'Bupatimu, walikotamu, kau juga yang pilih itu.' Kita harus berani juga punya argumen yang masuk di akal mereka," ungkap Lili.
Namun, dia cenderung tak mau ambil pusing dengan segala ujaran negatif di kanan-kirinya.
Baca Juga: Sering Membuat Perempuan Merasa Terpojok, Dewas KPK Imbau Media Membuat Berita yang Imbang
Tak pernah sekalipun dirinya merasa ragu, takut, atau terpikir untuk mundur dari kursinya di KPK karena tekanan eksternal seperti itu.
"Rasa (ragu atau) takutnya tak ada. Karena, saya pikir, ketika kita mau terjun ke suatu tempat, maka kita sudah harus tahu tentang risiko yang akan kita hadapi sehingga kita punya persiapan untuk itu.
Jadi, kita tak usah khawatir karena khawatir sama dengan ragu. Ragu adalah gagal. Bagi saya begitu," pungkas Lili.(*)