- Mendukung latihan pispot pada bayi. Saat memakai popok kain, bayi bisa merasakan popok yang sudah basah.
- Membantu untuk mengurangi iritasi kulit jika bayi memiliki reaksi terhadap bahan kimia dan mengurangi paparan alergen.
- Terhindar dari paparan kimia yang terdapat pada popok sekali pakai.
- Ramah lingkungan.
- Lebih terjangkau.
- Dapat dipakai berulang kali.
Meskipun begitu, popok kain juga memiliki kekurangannya:
- Harus sering dicuci.
- Tidak praktis.
- Mudah bocor
- Diperlukan teknik pencucian yang benar agar popok benar-benar bersih.
- Saat bayi dipangku dan buang air bisa terkena baju kita.
Pemakaian dan Penggantian Popok
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dalam situs resminya, saat mengganti popok, usahakan untuk menutup tubuh bayi.
Saat mengganti popok, beberapa bayi cenderung langsung berkemih ketika popoknya terbuka. Dengan ditutupnya tubuh si kecil, kamu dapat menghindari ceceran air kemih yang tidak perlu.
Sebelum membuka popok yang kotor, siapkan popok yang baru di bawahnya.
Baca Juga: Kurangi Risiko Kematian, Hati-hati Menidurkan Bayi di Ayunan
Setelah membuka popok kotor, usap pantat bayi dengan bagian depan dan dalam popok, lalu geser posisinya ke bawah bokong bayi. Hal ini sekaligus dapat menjaga agar popok yang bersih tidak terkena kotoran.
Setelah itu, bersihkan anus bayi dan daerah kemaluan dengan lap bersih atau tisu basah yang tidak mengandung pewangi dan alkohol. Jangan lupa keringkan untuk mencegah pertumbuhan kuman. Setelah itu, pakaikan popok baru yang sebelumnya sudah dipersiapkan.
Pastikan bahwa popok yang dipakaikan cukup rapat sehingga tidak terjadi kebocoran, tetapi juga tidak terlalu ketat untuk menghidari terjadinya ruam popok.