Rayakan Hari Puisi Nasional, Ini Penyair Perempuan Indonesia dari Masa ke Masa

Alessandra Langit - Rabu, 28 April 2021
Penyair perempuan Indonesia - Lala Bohang
Penyair perempuan Indonesia - Lala Bohang instagram/lalabohan

Parapuan.co - Hari Puisi Nasional dirayakan setiap tanggal 28 April.

Tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Puisi Nasional karena bertepatan dengan hari wafatnya penyair legendaris Indonesia, Chairil Anwar.

72 tahun yang lalu, Chairil Anwar wafat di usia 27 tahun dengan berbagai macam penyakit yang dideritanya.

Kawan Puan, selain Chairil Anwar, Indonesia memiliki banyak tokoh penting dalam pergerakan sastranya baik dalam bentuk prosa atau puisi.

 Baca Juga: Peringati Hari Bumi, Ini Alasan Perempuan Lebih Rentan Terhadap Perubahan Iklim

Tokoh-tokoh yang kita kenal lewat buku sejarah semasa sekolah adalah H.B. Jassin, Sitor Situmorang, Sapardi Djoko Damono, WS Rendra, dan masih banyak lagi.

Di antara penyair yang Indonesia punya, ternya ada beberapa penyair perempuan yang perlu kita kenal dan kenali karyanya.

Berikut adalah beberapa tokoh penyair perempuan Indonesia yang menciptakan karya puisi dari perspektif seorang perempuan sehingga menjadi legenda bagi sastra Indonesia.

N.H. Dini

N.H. Dini mengaku mulai gemar menulis sejak duduk di bangku kelas dua SD. 

Ibunya adalah seorang seniman batik yang terinspirasi dari budaya Jawa. 

Baca Juga: Duh, Perempuan Juga Punya Kecenderungan Korupsi! Ini Penjelasan KPK

Hobi menulisnya berawal dari sang ibu yang sering membacakan cerita dan puisi untuk N.H. Dini yang ditulis dalam alfabet tradisional Jawa. 

Bakat menulisnya ini kemudian mulai terlihat saat ia memasuki usia remaja. 

Pada usia lima belas tahun, N.H. Dini membaca puisi-puisinya di RRI (jaringan radio resmi negara) di Semarang.

Pada tahun 1956, saat bekerja sebagai pramugari, ia menerbitkan serangkaian cerita berjudul Dua Dunia.

Salah satu buku N.H. Dini yang cukup terkenal adalah Pada Sebuah Kapal (1972).

Cerita dalam buku ini mengajak pembaca menghayati hakikat dan peran perempuan di kehidupan. 

Novel ini menjadi puncak kejayaan N.H. Dini sebagai seorang penulis.

Dia menerima S.E.A. Write Award tahun 2003, saat ia tinggal di Sleman, Yogyakarta.

Baca Juga: Diperingati Setiap 22 April, Rupanya Begini Sejarah Gerakan Hari Bumi

Toeti Heraty

Toeti Heraty dikenal sebagai satu-satunya wanita di antara penyair terkemuka kontemporer Indonesia. 

Puisinya digambarkan sebagai puisi yang sulit untuk dipahami, sebab menggabungkan ambiguitas dengan imajinasi yang tidak terduga.

Penggunaan ironi dalam karyanya menyoroti posisi perempuan yang sering dirugikan dalam masyarakat patriarki.

Perspektif tersebut yang membedakan puisi Toeti dari puisi rekan-rekannya.

Baca Juga: Ingin Bangun Bisnis Sambil Jalani Peran sebagai Ibu? Ini Tips dari Nucha Bachri

Ia menerbitkan kumpulan puisi yang berjudul Sajak-Sajak 33 pada tahun 1974.

Kumpulan puisinya yang kedua, Mimpi dan Pretensi terbit tahun 1982.

Toeti Heraty dianggap sebagai salah satu perempuan feminis generasi pertama di bidang sastra dan banyak menulis pemikiran penting tentang perempuan. 

Ratna Ayu Budhiarti

Ratna Ayu Budhiarti menulis puisi sejak kelas 6 SD.

Ia terkenal sering membacakan puisinya pada saat orasi di kampus atau di acara sosial.

Tahun 2005 Ratna memenangi lomba menulis puisi bertema cinta yang diselenggarakan oleh Forum Lingkar Pena Bandung. 

Setelah itu, namanya tercatat dalam buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia (2012). 

Ia juga pernah menjadi salah satu peserta dalam Festival Penyair Internasional, mewakili Indonesia pada tahun 2012.

Baca Juga: Selain Maudy Ayunda, Ada Jessica Lin yang Masuk Forbes 30 Under 30 Asia, Siapa Dia?

Lala Bohang

Lala Bohang adalah penyair yang terkenal di antara generasi muda. Selain penyair, Lala Bohang merupakan seorang perupa.

Sejak tahun 2009 ia berpartisipasi pada beberapa pameran di dalam dan luar negeri. 

Tahun 2016 Lala mulai mempublikasikan seri buku bertajuk The Book of Siblings yaitu The Book of Forbidden Feelings (2016), The Book of Invisible Questions (2017), dan The Book of Imaginary Beliefs (2019).

Baca Juga: Pandangan Kartini Soal Poligami yang Menjadi Polemik hingga Saat Ini

Buku yang ditulis oleh Lala Bohang berisi kumpulan puisi dan juga ilustrasi karyanya sendiri.

Di usia yang masih muda, Lala Bohang sudah menjadi tokoh penyair perempuan yang terkenal di Indonesia.

Kawan Puan kini sudah mengenal beberapa penyair perempuan yang memiliki peran penting untuk pergerakan sastra di Indonesia.

Yuk kita bisa beri dukungan kepada penyair perempuan Indonesia, baik yang sudah banyak dikenal maupun mereka yang baru memulai karir dengan menunjukkan minat baca kita! (*)

Sumber: gramedia.com,goodreads
Penulis:
Editor: Arintya


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?