Sebab, pada usia 0-6 bulan kalau terjadi luka akan sangat cepat sembuh dan juga pertumbuhan sel paling cepat adalah saat masih bayi.
Sebelum berusia 6 bulan, anak juga tidak akan mengalami trauma pada sunat.
Berbeda bila dilakukan pada anak yang sudah lebih dewasa dan sudah mengerti seperti saat usia sekolah dasar.
Mereka mungkin akan merasa takut dan bisa mengalami trauma bila dipaksa untuk sunat.
Baca Juga: Bolehkah Donor Darah Saat Berpuasa? Begini Hukum dan Penjelasannya
Selain itu, bila belum berusia 6 bulan anak belum bisa tengkurap sehingga menghindari terjadinya gesekan yang membuat anak merasa sakit.
Tak hanya karena alasan tersebut, sunat juga memiliki banyak manfaat kesehatan untuk anak.
Mahdian menjelaskan sunat sejak bayi bisa mengatasi masalah kesehatan pada organ reproduksi pria, seperti fimosis.
Fimosis merupakan kondisi penyempitan dari ujung kulit depan penis atau bagian kulup tak bisa ditarik ke belakang.
Fimosis menyebabkan bagian kulit penis mudah kotor dan akhirnya terinfeksi. Lama kelamaan, bisa terjadi infeksi saluran kemih. (*)