Parapuan.co - Kawan Puan, gig economy adalah sebuah konsep kerja yang banyak diminati oleh anak muda saat ini.
Apalagi kalau bukan karena konsep kerja yang jauh lebih fleksibel. Apa maksudnya lebih fleksibel?
Dalam gig economy, kerja yang lebih fleksibel artinya tidak harus bekerja di kantor atau memenuhi jam kerja tertentu.
Baca Juga: Memahami Gig Economy, Konsep Kerja dari Rumah yang Menghasilkan Uang
Berbeda dengan cara kerja generasi zaman dulu, di mana bekerja artinya menjadi karyawan sebuah perusahaan dan mendapatkan gaji rutin bulanan dengan besaran yang tetap.
Pada gig economy ini, orang lebih memilih menjadi pekerja lepas dan tidak terikat secara permanen dengan perusahaan tertentu.
Nah Kawan Puan, meski terlihat sebuah konsep kerja yang cukup menjanjikan karena bisa bekerja di mana saja dan tidak terpaku pada jam kerja kantor, gig economy ini punya kekurangannya tersendiri.
Melansir dari Fieldengineer, berikut pro dan kontra gig economy. Yuk kita simak!
Pro dan kontra gig economy untuk perusahaan
Pro
1. Perusahaan lebih hemat biaya operasional
Perusahaan tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk menggaji rutin karyawan tetap.
Perusahaan pun tidak perlu memberikan tunjangan pendukung lainnya seperti asuransi kesehatan pegawai dan tunjangan hari raya.
Perusahaan tidak perlu menyediakan fasilitas kantor, karena freelancer bekerja dari rumah.
2. Memiliki lebih banyak pegawai
Karena anggaran perusahaan tidak habis untuk membayar karyawan tetap, maka perusahaan bisa mempekerjakan lebih banyak freelancer.
Ini artinya lebih banyak juga pekerjaan yang dapat diselesaikan.
Kontra
1. Kurang loyal terhadap perusahaan
Karena status freelancer sebagai pekerja lepas dan tidak begitu terikat dengan perusahaan, maka mereka dapat keluar kapan saja.
Selain itu, beberapa pekerja lepas juga kurang memiliki gairah kerja yang baik, asal melakukan proyek yang disuruh lalu pergi begitu saja setelah dibayar.
Baca Juga: Seperti Apa Budaya Kerja Pasca Pandemi Covid-19? Ini Prediksinya
2. Bisa memperburuk citra perusahaan
Perusahaan yang banyak mempekerjakan pekerja lepas bisa saja mendapat citra yang buruk dari masyarakat.
Hal ini dikarenakan perusahaan terkesan lebih memilih mempekerjakan banyak pegawai lepas untuk menghindari memberi tunjangan karyawan.
Pro dan Kontra Gig Economy untuk Pekerja Lepas
Pro
1. Kerja yang fleksibel
Untuk individu tertentu yang memiliki beberapa kondisi seperti masih sekolah, mengurus keluarga, dan ada riwayat penyakit tertentu, bekerja menjadi pekerja lepas bisa menguntungkan.
Keuntungannya adalah fleksibilitas jam kerja yang bisa kamu atur sendiri serta sesuaikan dengan kebutuhanmu.
2. Komitmen yang rendah
Jika kamu mengalami permasalahan dengan rekan kerja atau memiliki hubungan yang buruk dengan perusahaan, kamu bisa dengan mudah meninggalkan perusahaan tersebut dan mengambil pekerjaan di tempat lain.
3. Kerja jarak jauh
Bila kamu tidak terlalu tertarik dengan kehidupan kantor, maka bekerja lepas dan menganut gig economy pas untukmu, karena kamu bisa kerja dari manapun.
Baca Juga: Inspiratif! Ini Cerita Valerie Thomas Ubah Kekurangan Diri Menjadi Ide Bisnis
Kontra
1. Penghasilan yang tidak menentu dan ketersedian pekerjaan
Sebagai pekerja lepas, kamu tidak memiliki mendapatan yang pasti.
Selain itu, ada kemungkinan juga kamu akan kesulitan mencari proyek untuk dikerjakan.
2. Tidak ada jaminan kesehatan
Berbeda dengan karyawan tetap yang mendapatkan berbagai jaminan dan tunjangan dari kantor, kamu sebagai pekerja lepas tidak akan memilikinya.
Untuk bisa memiliki jaminan kesehatan, maka kamu harus mendaftarkan diri secara mandiri dan membayarnya dengan penghasilan yang didapat dari pekerjaan freelance.
3. Membayar pajak pribadi
Banyak perusahaan yang menanggung pajak para karyawan tetapnya.
Tetapi karena kamu hanya pekerja lepas, tentu kamu tidak akan mendapatkan keuntungan ini dan harus membayar pajak secara pribadi.
Kawan Puan, meski menawarkan konsep kerja yang lebih fleksibel, gig economy ini juga memiliki kekurangannya tersendiri.
Tampaknya, baik pekerja lepas atau karyawan tetap, semua ada plus dan minusnya masing-masing ya Kawan Puan.
Nah kalau kamu pilih yang mana nih Kawan Puan, pekerja lepas atau karyawan tetap? (*)