Namun, hal tersebut dimanfaatkan Ki Hajar Dewantara memilih dibuang ke Belanda agar ia bisa tetap belajar.
Pada tahun 1918 Ki Hajar Dewantara pulang ke Tanah Air dan memulai kiprahnya di dunia pendidikan.
Pada tanggal 3 Juli 1922, ia mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa.
Lewat Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara memperjuangkan pendidikan bagi rakyat Indonesia, terutama rakyat kecil di bawah penindasan Hindia Belanda.
Baca Juga: Pandangan Kartini Soal Poligami yang Menjadi Polemik hingga Saat Ini
Setelah kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama.
Pada 26 April 1959, Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia, namun semangat perjuangan masih mengikat pada sistem pendidikan Indonesia.
Semboyan Tut Wuri Handayani menjadi pengingat masyarakat Indonesia bahwa pendidikan merupakan suatu hal penting yang patut diperjuangkan dan dilaksanakan secara merata.(*)