1. Sejak 1990 tingkat perceraian di usia perak pernikahan telah meningkat dua kali lipat
Tentu fakta pertama ini cukup menarik ya, Kawan Puan.
Sebab, tingkat perceraian bagi orang yang sudah memasukki usia pernikahan perak ternyata bisa bercerai dan bahkan meningkat dua kali lipat sejak 1990.
Adapun alasan yang mendasari perceraian, yakni banyak pasangan dari generasi orang tua telah melalui beberapa dekade ketidakbahagiaan.
Di mana mereka lebih baik menerima ketidakbahagiaan, daripada menanggung stigma perceraian.
Meskipun begitu, tetap saja kasus perceraian bagi mereka yang berusia 50 tahun jauh lebih banyak.
2. Dikaitkan dengan masa lalu perkawinan
Psychology Today mengungkap kalau mereka yang pernah bercerai lalu menikah lagi, maka lebih mungkin untuk bercerai kembali.
Di sisi lain bagi mereka yang berusia di atas usia 50 tahun, tingkat perceraian akan 2,5 kali lebih tinggi setelah menikah kembali dari perkawinan pertamanya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di India Kian Memburuk, Negara Berikut Ketatkan Lockdown
3. Masalah ekonomi
Orang yang bercerai di usia pernikahan perak cenderung tidak memiliki gelar sarjana atau bekerja.
Tak hanya itu saja, fakta yang didapat oleh Psychology Today menekankan bahwa pengangguran membuat banyak pasangan bercerai di usia yang tak muda lagi.
Terlihat bahwa kedua hal tersebut merupakan tekanan finansial yang datang dari ketidakamanan pekerjaan dan pengangguran dapat menghancurkan pernikahan di usia paruh baya.
Sementara orang yang secara finansial di atas rata-rata, jika ada konflik mungkin langsung melakukan konseling pernikahan agar kehidupan berkeluarga pun tetap berjalan.