Bill Gates dan Melinda Berpisah Setelah 27 Tahun, Ini 7 Fakta Perceraian di Usia Perak

Anna Maria Anggita - Selasa, 4 Mei 2021
Melinda dan Bill Gates
Melinda dan Bill Gates Instagram @thisisbillgates

Parapuan - Kawan Puan, baru saja kita semua digemparkan oleh berita yang datang dari pendiri Microsoft yakni Bill Gates.

Pasalnya Bill Gates dan istrinya, Melinda telah mengumumkan percerainnya di usia pernikahan yang telah memasuki 27 tahun.

Wah bukan usia pernikahan yang muda lagi ya, yang mana bisa disimpulkan kalau mereka sudah melebihi usia perak pernikahan.

Di samping itu keduanya tak lagi muda, Bill Gates berusia 65 tahun dan Melinda Gates berusia 56 tahun.

Baca Juga: Bill Gates dan Melinda Gates Umumkan Bercerai Setelah 27 Tahun, Begini Pejalanan Cinta Pasangan Miliarder Filantropi Ini

Mengetahui hal tersebut, mungkin beberapa diantara Kawan Puan ada yang bepikir "Kok bisa ya orang yang usia pernikahannya sudah lama bahkan rambut pun sudah berwarna putih bercerai?".

Nah, untuk menjawab pertanyaan Kawan Puan, ada 7 fakta tentang perceraian di usia tua yang layak untuk diketahui.

Dilansir dari Pscyhology Today, berikut ini ulasannya, yuk simak:

1. Sejak 1990 tingkat perceraian di usia perak pernikahan telah meningkat dua kali lipat

Tentu fakta pertama ini cukup menarik ya, Kawan Puan.

Sebab, tingkat perceraian bagi orang yang sudah memasukki usia pernikahan perak ternyata bisa bercerai dan bahkan meningkat dua kali lipat sejak 1990.

Adapun alasan yang mendasari perceraian, yakni banyak pasangan dari generasi orang tua telah  melalui beberapa dekade ketidakbahagiaan.

Di mana mereka lebih baik menerima ketidakbahagiaan, daripada menanggung stigma perceraian.

Meskipun begitu, tetap saja kasus perceraian bagi mereka yang berusia 50 tahun jauh lebih banyak.

2. Dikaitkan dengan masa lalu perkawinan

Psychology Today mengungkap kalau mereka yang pernah bercerai lalu menikah lagi, maka lebih mungkin untuk bercerai kembali.

Di sisi lain bagi mereka yang berusia di atas usia 50 tahun, tingkat perceraian akan 2,5 kali lebih tinggi setelah menikah kembali dari perkawinan pertamanya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di India Kian Memburuk, Negara Berikut Ketatkan Lockdown

3. Masalah ekonomi

Orang yang bercerai di usia pernikahan perak cenderung tidak memiliki gelar sarjana atau bekerja.

Tak hanya itu saja, fakta yang didapat oleh Psychology Today menekankan bahwa pengangguran membuat banyak pasangan bercerai di usia yang tak muda lagi.

Terlihat bahwa kedua hal tersebut merupakan tekanan finansial yang datang dari ketidakamanan pekerjaan dan pengangguran dapat menghancurkan pernikahan di usia paruh baya.

Sementara orang yang secara finansial di atas rata-rata, jika ada konflik mungkin langsung melakukan konseling pernikahan agar kehidupan berkeluarga pun tetap berjalan.

4.  Ketika ada percerain di usia pernikahan perak, mungkin saja benih-benih perpisahan sudah menumpuk di waktu yang lama

Dalam beberapa kasus, ada orang yang menyesal karena menurutnya, mereka menikah dengan orang yang salah.

Alasannya karena tidak pernah ada ikatan batin dan emosional yang sama, lalu dipaksa untuk bertahan lama hingga beberapa dekade.

Hingga akhirnya berakhir dengan perceraian di usia yang tak muda.

Selain itu, ada pula konflik yang tak terselesaikan dan dipendam selama bertahun-tahun, menjadi faktor perceraian.

5. Anak-anak korban perceraian kecewa orang tuanya berpisah

Kawan Puan, perlu kamu pahami kalau perceraian yang terjadi itu hanya membuat anak kecewa.

Baik itu anak masih kecil atau sudah dewasa.

Studi yang didapat dari Psychology Today mengungkap kalau seorang anak perempuan yang sudah dewasa cenderung menyalahkan sang ayah karena terjadi peceraian di usia pernikahan perak.

Pasalnya, dinamika dalam keluarga pun turut berubah, contohnya setelah berpisah, sang ibu menjadi bergantung pada anak.

Alhasil hubungan ibu dan anak justru menjadi kacau.

Baca Juga: Hore! Kemendikbud Rancang Peraturan untuk Korban Kekerasan Seksual di Kampus

6. Duka atas hilangnya kebersamaan keluarga

Meskipun kedua belah pihak telah memutuskan untuk bercerai tetap saja ada saja duka yang mendalam.

Hal ini terjadi karena misalnya kebiasaan berkumpul bersama keluarga menjadi tak ada.

Kebersamaan keluarga dengan anak dan cucu itu sangat dirindukan, walaupun kenyataanya orang tua mereka telah bercerai.

 

Baca Juga: Mirip Clubhouse, Instagram akan Luncurkan Fitur Hanya Audio untuk Live

7. Terdapat dampak positif setelah patah hati

Terkadang perceraian mampu meningkatkan kesehatan dan taraf kebahagiaan seseorang dalam kehidupan baru adalah suatu dampak yang positif.

Meskipun perceraian merupakan masalah yang sangat rumit, kenyataannya beberapa orang merasakan kalau mengakhiri hubungan yang kacau merupakan suatu hadiah.

Mereka bisa merasakan ketenangan dan kedamaian yang belum pernah didapatkan sebelumnya.

Nah, Kawan Puan ketujuh fakta diatas merupakan hal yang menjadi faktor dan dampak dari perceraian di usia perak.

Di samping itu, kita sendiri juga tak bisa menilai mengapa perceraian orang di usia pernikahan perak itu terjadi, layaknya seperti kasus yang dialami Bill Gates dan Melinda.

Alangkah baiknya, kita memberikan dukungan kepada dua belah pihak agar sama-sama kuat dan semoga ada jalan yang terbaiknya bagi keduanya. (*)

Sumber: Psychology Today
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja