Mengintip Perjalanan Panjang Tren Pewarnaan Rambut dari Masa ke Masa

Alessandra Langit - Selasa, 4 Mei 2021
Mewarnai rambut
Mewarnai rambut youtube.com

Parapuan.co - Mewarnai rambut kini sudah menjadi tren yang kerap dilakukan sebagian perempuan, untuk tampil percaya diri dan modis. 

Kini, mewarnai rambut dapat dengan mudah dilakukan di salon perawatan, dengan harga yang bervariasi berdasarkan merek pewarna yang akan digunakan.

Jika dulu pewarnaan rambut hanya sebatas warna umum seperti coklat atau merah maroon, kini banyak perempuan bahkan laki-laki yang mewarnai rambut dengan pilihan nyentrik seperti abu-abu, ombre, hingga warna bak pelangi.

Namun tahukah Kawan Puan, ternyata sebelum zaman modern, perempuan juga sudah mengenal tren pewarnaan rambut, loh! 

Baca Juga: 3 Khasiat Terbaik Mengonsumsi Kurma untuk Kesehatan Kulit dan Rambut

Tapi tentunya dengan metode yang lebih sederhana dan bahan-bahan yang kurang aman bagi kesehatan. 

Melansir dari Herbeauty.coberikut perjalanan sejarah pewarnaan rambut di masa lampau sebelum era modern.

Zaman Mesir Kuno

Orang Mesir kuno suka mengubah warna rambut mereka, tetapi kebanyakan melakukannya pada rambut yang terpisah.

Di zaman sekarang kita mengenalnya dengan sebutan wig

Pilihan yang bijak, karena sebagian besar pewarna pada zaman tersebut masih beracun.

Sekitar tahun 1500 SM, perempuan Mesir Kuno mewarnai rambut mereka dengan warna merah, biru, hijau, bahkan menciptakan warna kuning yang indah menggunakan bubuk emas. 

Henna juga digunakan untuk menyembunyikan uban, yang masih tidak kita sukai sampai hari ini.

Baca Juga: Mau Kulit Wajah Cerah dan Sehat? Rajin Minum Air Hangat, Yuk!

Zaman Yunani Kuno

Orang Yunani Kuno sebagian besar menyukai warna rambut gelap dan menggunakan pewarna permanen yang dibuat khusus oleh para ahli. 

Mereka kemudian menemukan ramuan yang tidak beracun dengan menggunakan lintah untuk membuat pewarna. 

Lintah dimasukkan ke dalam bejana timah tempat mereka menjalani proses fermentasi, kemudian diubah menjadi pewarna. 

Perempuan di zaman ini merawat rambut dengan menghasilkan campuran serpihan emas,  serbuk sari, minyak zaitun, dan jus lemon untuk menonjolkan kilau rambut mereka.

Baca Juga: Penting Buat Calon Ibu, Ini Penyebab Sakit Kepala Selama Kehamilan

Zaman Romawi

Rambut pirang merupakan bentuk reputasi buruk selama Kekaisaran Romawi, karena rambut pirang ditetapkan sebagai indikator pekerjaan rendahan. 

Kebanyakan dari orang Yunani hanya menggunakan wig kuning, tetapi ada juga yang membuat pewarna khusus yang terbuat dari abu kacang dan tanaman yang dibakar untuk mencerahkan rambut mereka. 

 

Galia dan Saxon, dari periode 300 SM, mewarnai rambut mereka dengan berbagai warna cerah untuk mengintimidasi musuh selama pertempuran.

Baca Juga: Ingin Coba Warna Rambut Metalik? Ketahui Dulu Cara Merawatnya

1500-an, The Dark Ages

Rambut merah menjadi tren ketika kemunculan gadis berambut merah pertama kali didokumentasikan lewat lukisan. 

Dipercaya bahwa warna rambut merah adalah hasil mutasi genetik, yang terjadi di Skotlandia. 

Langkanya warna rambut ini membuat gadis berambut merah dituduh sebagai penyihir selama beberapa dekade sampai Ratu Elizabeth I naik tahta dengan mengenakan rambut merahnya. 

Ratu Elizabeth I meminta setiap orang untuk menerima bahwa warna rambut merah sama sekali tidak berhubungan dengan kejahatan.

1600-an, Renaisans 

Selama zaman Renaisans, kebanyakan pewarna berbasis bahan kimia dan tidak alami. 

Delights for Ladies, sebuah buku unik yang berisi semua jenis resep kecantikan dan ramuan rumah tangga, mendeskripsikan pewarna bernama Oil of Vitriol yang dapat mengubah warna hitam menjadi coklat muda. 

Saat menggunakan pewarna tersebut, disarankan untuk menghindari terkena kulit karena pewarna tersebut sebenarnya adalah asam sulfat.

1800-an

Kita semua harus berterima kasih kepada William Henry Perkin, seorang ahli kimia dari Inggris, yang tanpa sadar berhasil merevolusi proses pewarnaan rambut serta seluruh industri pewarnaan rambut. 

Dia secara tidak sengaja menemukan bahan pewarnaan rambut, yang kita kenal dengan nama Mauveine, saat mencoba membuat obat untuk malaria. 

Meskipun tidak berjalan sesuai rencana, penemuannya mengubah industri pewarnaan tekstil dan memungkinkan perempuan melakukan pewarnaan rambut permanen tanpa merusak rambut mereka. 

Baca Juga: “Gray Blending” Tren Cat Rambut Abu-abu yang Kini Banyak Disukai Perempuan

Mauveine masih menjadi peran penting bagi industri pewarnaan rambut modern, tetapi sekarang dikenal sebagai para-phenylenediamine.

Sejarah pewarnaan rambut ternyata sangat panjang ya, Kawan Puan.

Sekarang kita bisa bersyukur karena proses pewarnaan rambut sudah aman dan tidak beracun.

Jadi, jika Kawan Puan ingin mewarnai rambut, jangan ragu-ragu untuk mencoba!

(*)

Sumber: Her Beauty
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara