Tidak Mudah, Ini Cara Memberi Penjelasan Tentang Perceraian pada Anak

Saras Bening Sumunarsih - Kamis, 6 Mei 2021
Ilustrasi berdiskusi dengan anak
Ilustrasi berdiskusi dengan anak kokoroyuki

Parapuan.co - Hal tersulit bagi orang tua saat dihadapkan dengan perceraian adalah bagiamana menjelaskan pada buah hati. 

Apalagi jika buah hati masih berada di bawah usia 10 tahun yang belum mengerti kenapa kedua orang tuanya berpisah. 

Apapun yang terjadi pada orang tua, anak-anak tidak mengetahui sepenuhnya. Tetapi, kita tetap harus menjelaskan situasi yang mungkin terjadi. 

Kita harus menjelaskan dengan baik bahwa mungkin kita dan pasangan akan berpisah tempat tinggal. 

Meskid sudah memikirkan berbagai cara untuk menjelaskan kepada anak tentang perceraian, tetapi memiliki kekhawatiran tersendiri itu hal yang wajar.

Beberapa dari kita mungkin berpikir bahwa anak-anak tidak bisa menerima penjelasan kita, marah, dan mengalami perubahan perilaku. 

Meski risiko tersebut sangat mungkin terjadi, tetapi kita harus tetap jujur dan terbuka pada buah hati. Berikan pemahaman pada mereka kalau hal ini adalah jalan terbaik. 

Tidak perlu bertele-tele, kita hanya perlu memberikan penjelasan yang sederhana. 

Melansir dari Healthline.com, berikut tips yang bisa kamu gunakan untuk memberi penjelasan pada anak tentang perceraian:

 

Baca Juga: Si Kecil Mulai Tumbuh Dewasa, Beri Penjelasan Bijak Soal Perceraian

 

Bahas Sebelum Persidangan Mulai

Sebelum bercerai, hal yang perlu dilakukan ialah membahas dengan buah hati 2 hingga 3 minggu sebelum persidangan dimulai. 

Jangan beri tahu anak saat kamu dan pasangan sudah berpisah. Sebab, anak membutuhkan waktu untuk memproses situasi.

Jika anak diberi penjelasan saat kamu dan pasangan sudah berpisah, bukan enggak mungkin anak akan terkejut. 

Perubahan perilaku pada anak sangat mungkin terjadi setelah kita dan pasangan berpisah. Tetapi, kita harus tetap memberikan penjelasan meskipun sederhana. 

 

Punya Rencana untuk Mereka

Rencana ini bukan sepenuhnya apa yang harus kamu lakukan, tetapi tentang bagaimana kamu mempersiapkan jawaban.

Anak-anak mungkin akan menanyakan beberapa hal seperti siapa yang akan pergi, kemana mereka pergi, bagaimana dengan dirinya.

Jawaban dari pertanyaan anak-anak harus kita persiapkan dengan baik. Diskusikan dengan mantan pasangan agar kalian memiliki jawaban yang sama.

Buat jawaban yang membuat anak tidak merasa bingung tentang orang tua dan dirinya. Sebisa mungkin, jauhkan anak dari jawaban yang menimbulkan keberpihakan.

Berbicara di Tempat yang Tenang

Meski sudah mempersiapkan jawaban, sebisa mungkin Kawan Puan harus memilih waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini pada mereka.

Pilih di akhir pekan saat kamu dan anak tidak memiliki kegiatan. Bisa juga di tempat yang tenang favorit anak-anak seperti kamar miliknya. 

 

Baca Juga: Picky Eating, Anak Suka Pilih-Pilih Makan Bukan Hanya Sekedar Kebiasaan

Pertimbangkan untuk Memberitahu Guru

Dengan memberitahu guru, hal tersebut dapat membantu kita tahu kondisi terkini buah hati.

Baiknya, hal ini bisa membantu kita memberikan perhatian jika ada perubahan pada diri anak terutama dalam didang akademis karena pasca perceraian terkadang anak-anak memiliki penurunan di bidang akademis.

Dengan memberitahu guru, kamu tetap dapat memantau bagaimana keadaan mereka di sekolah.

Pertajam Poin Tertentu

Kamu perlu mempertajam poin seperti keputusan ini adalah yang terbaik. Jelaskan pada anak bahwa kamu dan mantan pasangan akan tetap menjadi orang tua yang menyayanginya sepenuh hati. 

Mereka tidak perlu khawatir karena akan tetap mendapatkan perlakuan yang sama, seperti saat orang tuanya belum bercerai.

Yakinkan Mereka

Meyakinkan anak-anak bahwa perpisahan terjadi bukan karena kesalahan mereka. Hal ini tetap perlu dilakukan karena anak sering menyalahkan diri sendiri karena perpisahan orang tuanya.

Sangat perlu meyakinkan mereka bahwa anak tidak terlibat dalam perceraian orang tuanya. 

Biarkan Anak Menunjukan Perasaannya

Pasca perceraian, anak-anak bisa melakukan beberapa hal seperti mengisolasi diri dan tidak menunjukan emosi.

Jika dibiarkan, hal ini membawa dampak buruk bagi mereka karena stres dan depresi bisa terjadi. 

Bukan enggak mungkin anak menjadi lebih murung dari biasanya, oleh karena itu biarkan anak menunjukan perasaannya. 

(*)

Baca Juga: Bagaimana Cara Agar Anak Lebih Suka Makan Sayur? Ikuti Tips Ini

 

Sumber: Healthline.com
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini