Parapuan.co - Kawan Puan, menjalin pertemanan tidak selalu mudah dilakukan, terlebih oleh anak-anak.
Sebagian anak mungkin saja sulit bergaul, terutama bagi mereka yang punya kebutuhan khusus, semisal autisme.
Hal itu membuat para orang tua, terutama ibu kebingungan mencari cara agar putra/putri mereka bisa menjalin pertemanan.
Baca Juga: Anak Tertarik Barang Lain daripada Mainannya? Ini Sebab dan Manfaatnya!
Apabila Kawan Puan memiliki anak dengan kondisi serupa dan kegelisahan yang sama, jangan khawatir.
Melansir Offspring Lifehacker, seorang psikolog klinis bernama Cynthia Martin dari Pusat Autisme Child Mind Institute punya solusi untukmu.
Carikan Komunitas yang Tepat Untuknya
Pertama, mencari komunitas yang anggotanya adalah anak-anak yang sama-sama memiliki kondisi autisme.
Biasanya, ada komunitas di mana ibu dan anak bertemu untuk saling mempelajari skill tertentu.
Baca Juga: Bagaimana Cara Agar Anak Lebih Suka Makan Sayur? Ikuti Tips Ini
Misalnya saja skill menggambar, bermain alat musik, atau keterampilan lain yang mudah diaplikasikan anak-anak dengan autisme.
Di dalam komunitas, anak tidak hanya belajar keterampilan, tetapi juga membangun dan mengembangkan hubungan sosialnya.
Mereka akan saling berinteraksi dan menemukan kesamaan satu sama lain, dan dari situlah terjalin pertemanan.
Baca Juga: 5 Aplikasi Belajar Daring Buatan Lokal, Bantu Anak Belajar dari Rumah
"Ada banyak ketidakpastian dalam hubungan sosial, dan itulah aspek yang sulit bagi anak-anak autisme," tutur Cynthia Martin.
"Jadi, menemukan kelompok keterampilan sosial dalam komunitas adalah cara yang bagus untuk bertemu anak-anak lain dan keluarga lain yang mungkin cocok dengan si anak."
Kalau kebingungan mencari, kamu bisa menemukan komunitas semacam ini melalui pusat-pusat medis atau rumah sakit khusus anak-anak.
Pasalnya, pusat medis khusus kemungkinan akan menyediakan klinik untuk autisme atau kondisi tertentu lainnya.
Baca Juga: Ternyata Masa Pandemi Dapat Mengubah Pola Asuh Orang Tua pada Anak
Bantu Anak Mengembangkan Minatnya
Cara lainnya adalah dengan melibatkan anak dalam aktivitas bersama di luar kelompok/komunitas yang memang sudah menarik minatnya.
Misalnya ia suka bisbol atau bermain lego, maka pertemukan ia dengan anak-anak yang punya hobi sama, sekalipun mereka bukan pengidap autisme.
Ini akan membantunya berinteraksi dan berteman dengan anak tanpa kebutuhan khusus, sekaligus memperluas pertemanannya.
Cynthia menyarankan, ada baiknya jika anak-anak yang terlibat usianya lebih tua atau lebih muda dari putra/putrimu yang punya kondisi autis.
"Terkadang, mencocokkan mereka dengan anak yang lebih tua atau lebih muda malah membuat interaksi lebih berhasil," terang Cynthia lagi.
"Ini karena anak-anak yang lebih muda cenderung akan mengikuti ide-ide anak yang lebih tua usianya."
"Dan anak yang lebih besar mungkin akan lebih memahami perbedaan yang ada," ungkapnya.
Baca Juga: Picky Eating, Anak Suka Pilih-Pilih Makan Bukan Hanya Sekedar Kebiasaan
Bergabung dengan Grup Medsos Lokal
Cynthia Martin juga menyarankan agar kamu bergabung dengan grup lokal di media sosial, semisal Facebook.
Pengguna Facebook sangat besar dan punya banyak grup komunitas yang lebih spesifik.
Temukan grup yang beranggotakan orang-orang tua atau ibu dengan anak autisme di sana.
Dengan begitu, kamu akan punya relasi untuk bisa saling berbagi keluhan, bertukar ide dan saran, serta menemukan kelompok keterampilan dari grup yang ada.
Baca Juga: Harus Telaten, Begini Cara Membiasakan Anak Tidur Malam Tanpa Drama
"Itu adalah sumber yang bagus untuk mengetahui apa yang tersedia di komunitasmu," Cynthia menjelaskan.
"Karena beberapa dari hal-hal ini, terutama kelompok sosial yang dijalankan secara lokal, mungkin tidak benar-benar diiklankan," imbuhnya.
Manfaatkan fitur pencarian di Facebook atau bertanyalah dengan menuliskan status di media sosial tersebut.
Semoga bisa membantu, ya, Kawan Puan. (*)