Hal lainnya groomer secara terbuka atau berpura-pura tidak sengaja mengekspos korban pada ketelanjangan, materi seksual, dan tindakan seksual.
Ini bisa diklasifikasikan sebagai pelecehan seksual terhadap anak atau menjadi pendahulu dari serangan seksual fisik.
Bukan hanya itu, groomer biasanya akan mengendalikan anak atau remaja melalui ancaman, paksaan, atau penggunaan otoritas yang membuat mereka takut untuk melaporkan perilaku yang tidak diinginkan.
Groomer mungkin mengandalkan ponsel, media sosial, dan internet untuk berinteraksi dengan anak-anak.
Mereka berinteraksi dengan anak-anak dengan cara yang tidak pantas dan akan sering meminta anak untuk merahasiakan hubungan mereka.
Proses grooming bisa berlanjut selama berbulan-bulan sebelum pelaku mengatur pertemuan fisik. Hati-hati!
(*)