Kafein Bekerja Selama Kehamilan
Untuk memahami potensi bahaya kafein pada janin, James menulis bahwa penting untuk melihat mekanisme utama dari tindakan yang menyertai konsumsi kafein.
Baik dalam bentuk minuman atau makanan, kafein dengan mudah melewati penghalang plasenta dan membuat janin terpapar obat.
Ini telah dibuktikan oleh penelitian lain, terutama oleh penelitian yang diterbitkan pada bulan April di European Journal of Nutrition yang menganalisis sampel rambut bayi baru lahir dan menemukan jejak kafein yang konsisten dengan jumlah yang dimiliki ibu selama kehamilan.
Studi tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsumsi kafein, terutama pada trimester ketiga, semakin tinggi jumlah sampel rambut bayi baru lahir, memberikan indikasi paparan kafein kumulatif janin.
Selama kehamilan, metabolisme perempuan berubah, yang berarti dia mampu membersihkan kafein dari sistem tubuhnya pada trimester pertama mirip dengan sebelum hamil.
Seiring dengan perkembangan kehamilan, tingkat pembersihan melambat menjadi sekitar setengahnya pada trimester kedua, dan hanya sepertiga pada trimester terakhir.
"Akibatnya, waktu paruh kafein meningkat dari rata-rata orang dewasa sekitar lima jam pada trimester pertama menjadi sekitar 18 jam pada minggu ke-38 kehamilan," kata James.
Karena zat tersebut bertahan lebih lama di dalam tubuh, hal itu meningkatkan risiko lebih besar bagi janin.
Baca Juga: Alami Kesulitan Tidur Selama Kehamilan? Coba Terapkan Cara Mudah Ini