6. Menetapkan perjanjian di awal
Sejak menjadi ibu tunggal, kamu bisa langsung membuat perjanjian dengan atasan.
Sampaikan bahwa kamu bisa saja melewatkan jadwal atau tugas kantor jika ada pertemuan orang tua murid, misalnya.
Kalau kamu memutuskan resign agar punya waktu lebih fleksibel, sampaikan pula hal yang sama saat sesi wawancara.
Ini dapat membantu atasan menentukan waktu kerja dan tugas-tugas seperti apa yang mesti diberikan padamu dan yang sebaiknya diberikan ke orang lain.
Baca Juga: Dibesarkan Ibu Tunggal, Reza Rahadian Petik Pelajaran Luar Biasa
7. Menjadi karyawan yang baik
Meski perusahaan tempatmu bekerja mengakomodasi kebutuhanmu sebagai ibu tunggal, tetaplah bekerja dengan baik.
Jangan lantas asal-asalan hanya karena perusahaan memberikan waktu yang fleksibel padamu.
Kamu harus tetap fokus dalam bekerja dan melakukan yang terbaik, sehingga perusahaan tidak menyesal dalam berusaha memahami kesibukanmu di rumah.
8. Memiliki batasan yang tegas dan jelas
Usahakan supaya kamu memberi batas-batas yang perlu kamu penuhi antara rumah dan kantor.
Ketika sedang bekerja, fokuslah pada tugas-tugas kantor yang diberikan padamu.
Saat sedang di rumah, fokuslah hanya pada putra atau putrimu.
Di antara delapan tips di atas, bisa dibilang tidak ada strategi yang paling jitu bagi ibu tunggal untuk mendapatkan work-life balance.
Jadi, Kawan Puan, kamu hanya perlu melakukan yang terbaik terlepas dari langkah apa yang kamu ambil untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan sebagai ibu. (*)