Parapuan.co - Baru-baru ini netizen dihebohkan dengan sebuah video yang menunjukkan seorang bapak marah kepada kasir salah satu toko serba ada.
Bapak tersebut marah karena anaknya baru saja melakukan transaksi senilai 800 ribu rupiah di toko tersebut. Dari percakapan yang berlangsung, transaksi yang dilakukan sang anak diketahui untuk keperluan gaming.
Adegan bapak yang memarahi kasir itu pun viral dan mendapat berbagai respon dari netizen.
Banyak netizen yang berpendapat kalau yang seharusnya dimarahi oleh sang bapak adalah anaknya sendiri. Sebab, anak tersebut sudah kecanduan bermain game hingga menghabiskan banyak uang.
Bagi Kawan Puan yang belum menonton video tersebut, terdengar bapak tersebut meminta pertanggungjawaban pihak toko serba ada karena mau melakukan transaksi sejumlah 800 ribu rupiah.
Baca Juga: Hindari Kekerasan, Ketahui 5 Tips Mendisiplinkan Anak Tanpa Memukul
Fenomena Kecanduan Bermain Game
Di era modern ini, banyak anak-anak yang menghabiskan waktu mereka untuk bermain game melalui gawai ponsel atau personal computer (PC).
Menurut Yayasan Pulih, penelitian pada tahun 2008 yang dilakukan oleh dr. Siste, seorang pakar adiksi & Kepala Departemen Medik Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, menemukan bahwa 14% dari jumlah anak Indonesia kecanduan game online.
Disebut kencanduan karena mereka menghabiskan waktu sekitar 4-6 jam per hari, jauh dari batas normal seseorang bermain game dan gawai.
Dampak dari anak yang kecanduan game adalah mereka rela menghabiskan waktu, energi, hingga uang hanya untuk bermain game dibanding melakukan kegiatan lainnya. Kebanyakan, anak-anak ini menganggap bahwa game adalah segalanya.
Cara Mengatasi Kecanduan Main Game
Tidak mudah memang untuk mengatasi anak yang kecanduan main game. Kebiasaan mereka dalam bermain gawai, terpaksa harus dihentikan dan hal tersebut tentu tidak mudah.
Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghentikan kecanduan anak pada game.
1. Kurangi Waktu Bermain
Cara pertama yang bisa dilakukan ialah mencoba mengurangi waktu bermain game anak.
Jika anak dalam sehari menghabiskan waktu sekitar 6 jam, maka kurangi waktu bermain dengan perlahan. Berikan pengertian pada anak mengapa jam bermain harus dibatasi.
2. Alihkan Perhatian Anak
Mengalihkan perhatiannya dengan kegiatan lain yang bermanfaat seperti mengajak bermain bola, atau aktivitas fisik lainnya juga bisa kita lakukan, lho.
3. Buat Kesepakatan
Buat kesepakatan agar dapat bermain game jika tanggung jawabnya sudah selesai.
Sebagai contoh, anak boleh bermain setelah selesai belajar atau setelah membantu orang tua.
Baca Juga: Suami Perlu Ambil Peran dalam Mengasuh Anak, Ini Tips Mudahnya
4. Memberikan Contoh yang Baik
Hal terakhir yang tidak boleh kita lupakan ialah kita harus mengarahkan anak untuk mengikuti kegiatan yang lebih positif.
Misalnya pada saat memiliki waktu luang, kita sebagai orang tua bisa mengajak anak untuk berbincang bincang, membersihkan rumah, atau mengajak mereka jalan-jalan.
Jika kamu sudah melakukan berbagai cara seperti di atas namun keinginan untuk bermain game masih sangat tinggi, maka akan sangat tepat untuk meminta bantuan pada tenaga ahli yang profesional.
Kawan Puan, melarang anak melakukan apa yang ia sukai memang tidak mudah. Namun, kita harus paham betul risiko dari kegiatan tersebut demi kebaikan anak kita sendiri.
(*)
Baca Juga: 2 Hal Ini Bisa Membantumu Menyeimbangkan Pekerjaan dan Mengasuh Anak