6. Fokus untuk meningkatkan kompetensi orang lain
Pemimpin perempuan dianggap lebih mampu melatih, membimbing, dan membantu bawahan mereka meningkatkan kompetensinya.
Ini karena sikap perempuan tidak egois dan lebih mementingkan orang lain alih-alih dirinya.
Dengan meningkatkan kompetensi bawahan, maka kinerja seluruh anggota tim juga akan meningkat.
Begitulah semestinya seorang pemimpin, yakni mampu mengubah sekelompok orang.
Baca Juga: Dipilih Menjadi Pemimpin? Cobalah Saran Ini untuk Membuat Tim Lebih Baik
7. Ramah dan rendah hati
Menjadi pemimpin bukan berarti membuatmu menjadi sombong dan arogan.
Akan tetapi, sebagian besar pemimpin cenderung terlalu percaya diri dan narsis menurut HBR.org.
Menariknya, umumnya mereka yang bersikap narsis itu bukan dari kalangan pemimpin perempuan.
Memang, tidak semua perempuan rendah hati dan ramah, tetapi lebih banyak dari mereka yang bersikap demikian.
Belajarlah menjadi rendah hati, karena hal ini diklaim mampu mendorong kepemimpinan menjadi lebih efektif.
Nah, siapa sangka setiap gerak-gerik perempuan bisa juga dijadikan pelajaran kepemimpinan, ya, Kawan Puan.
Semoga pelajaran menjadi pemimpin di atas berguna buatmu maupun orang-orang terdekat, ya. (*)