Parapuan.co - Kawan Puan, ternyata kaum perempuan adalah makhluk yang luar biasa, lo!
Dari perempuan, semua orang bisa belajar banyak hal, termasuk soal kepemimpinan.
Entah menjadi pemimpin tim di kantor atau ibu rumah tangga, setiap perempuan ternyata punya kemampuan tersebut.
Baca Juga: Ini Dia Alasan Mengapa Pemimpin Perempuan Dibutuhkan dalam Perusahaan
Mau tahu pelajaran kepemimpinan apa saja yang bisa dipelajari dari kaum perempuan?
Berikut tujuh pelajaran kepemimpinan dari perempuan sebagaimana mengutip HBR.org!
1. Bersandar pada kemampuan dan potensi diri
Perempuan adalah sosok yang dapat bersandar pada kemampuan dan potensi dirinya.
Mereka jarang menggantungkan diri dan hidupnya kepada orang lain, terlebih jika menurutnya orang lain itu tidak layak dijadikan sandaran.
Begitulah pula seharusnya seorang pemimpin, tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain, melainkan dirinya sendiri.
2. Mengetahui batasan diri
HBR.org menyebut sebagian perempuan bisa saja mempunyai rasa percaya diri yang kurang.
Namun, sebagian perempuan juga memiliki rasa percara diri yang tinggi, tetapi tetap tahu batasan kemampuan.
Mereka paham batas kemampuannya dan sering bersikap kritis pada dirinya sendiri.
Sikap kritis itu mereka jadikan sarana introspeksi dalam rangka mempersiapkan diri untuk lebih maju dalam karier.
Baca Juga: 5 Tantangan yang Sering Dihadapi Perempuan saat Jadi Pemimpin
3. Memotivasi melalui transformasi
Perempuan cenderung memimpin melalui inspirasi yang dapat mengubah sikap dan keyakinan orang lain.
Perempuan melakukan tindakan tertentu, misal membantu orang kurang mampu yang membutuhkan.
Lalu, mereka bertransformasi menjadi pribadi yang semakin baik dari hari ke hari.
Dari situlah mereka tanpa sadar memberikan inspirasi kepada orang lain di sekitarnya.
Seorang pemimpin mestinya memotivasi melalui transformasi semacam itu, karena hal tersebut akan memengaruhi dan meningkatkan kinerja tim.
4. Mendahulukan orang lain
Perempuan, terlebih jika sudah menjadi ibu biasanya tidak lagi mementingkan dirinya sendiri.
Mereka cenderung akan mendahulukan kebutuhan dan kepentingan orang lain, dalam hal ini suami dan anak-anak.
Untuk itu, jika ingin menjadi pemimpin, belajarlah kepemimpinan dari perempuan yang sering kali mendahulukan kepentingan orang lain ketimbang dirinya.
Pasalnya, sebuah tim tidak dapat meningkat kinerjanya jika pimpinan mereka hanya fokus pada dirinya sendiri.
Baca Juga: Terbukti! Pemimpin Perempuan Lebih Sukses Menghadapi Krisis Pandemi Covid-19, Ini Alasannya
5. Berempati
Pelajaran kepemimpinan berikutnya yang dapat dipelajari dari kaum perempuan adalah kemampuannya berempati.
Menjadi seorang pemimpin perlu memiliki kepedulian yang tinggi terhadap anggota tim.
HBR.org menyebut, kepemimpinan di abad 21 menuntut agar para pemimpin membangun hubungan emosional dengan bawahan mereka.
Oleh karenanya alih-alih memimpin dengan keras dan hanya memberikan perintah, akan lebih baik jika pemimpin bersikap mengayomi dan mengajak anak buah.
6. Fokus untuk meningkatkan kompetensi orang lain
Pemimpin perempuan dianggap lebih mampu melatih, membimbing, dan membantu bawahan mereka meningkatkan kompetensinya.
Ini karena sikap perempuan tidak egois dan lebih mementingkan orang lain alih-alih dirinya.
Dengan meningkatkan kompetensi bawahan, maka kinerja seluruh anggota tim juga akan meningkat.
Begitulah semestinya seorang pemimpin, yakni mampu mengubah sekelompok orang.
Baca Juga: Dipilih Menjadi Pemimpin? Cobalah Saran Ini untuk Membuat Tim Lebih Baik
7. Ramah dan rendah hati
Menjadi pemimpin bukan berarti membuatmu menjadi sombong dan arogan.
Akan tetapi, sebagian besar pemimpin cenderung terlalu percaya diri dan narsis menurut HBR.org.
Menariknya, umumnya mereka yang bersikap narsis itu bukan dari kalangan pemimpin perempuan.
Memang, tidak semua perempuan rendah hati dan ramah, tetapi lebih banyak dari mereka yang bersikap demikian.
Belajarlah menjadi rendah hati, karena hal ini diklaim mampu mendorong kepemimpinan menjadi lebih efektif.
Nah, siapa sangka setiap gerak-gerik perempuan bisa juga dijadikan pelajaran kepemimpinan, ya, Kawan Puan.
Semoga pelajaran menjadi pemimpin di atas berguna buatmu maupun orang-orang terdekat, ya. (*)