Parapuan.co – Tahukah orang tua bahwa kegiatan menulis buku harian atau diary sudah ada sejak abad 10 masehi di Jepang?
Kegiatan ini bahkan dipercaya sebagai kebiasaan orang-orang sukses di zaman dulu supaya perjalanannya menuju sukses terus diingat.
Sebenarnya, menulis buku harian bukan kegiatan yang asing untuk kita karena sebagian besar masa kecil kita dulu sering dihabiskan untuk kegiatan ini.
Entah itu pengalaman menyenangkan, menyedihkan, atau menyeramkan, kita seringkali menyisakan waktu untuk menulis buku harian di penghujung hari.
Baca Juga: Tetap Utamakan ASI, Ini Waktu yang Tepat Beri Susu Formula pada Anak
Sayangnya, menulis buku harian kini seperti tidak lagi menjadi tren karena orang lebih senang membagikan kesehariannya di sosial media.
Hal ini juga yang terjadi pada anak-anak, terutama anak usia remaja yang sudah diizinkan bermain gadget atau memiliki sosial media sendiri.
Padahal, menulis buku harian lebih memberikan manfaat untuk anak-anak, salah satunya untuk kesehatan mental.
Melansir GridKids, dengan menulis buku harian, anak bisa meluapkan emosi atau perasaan dengan bebas.
Baca Juga: Anak Tantrum di Tempat Umum? Tenangkan Diri, Begini Cara Menghadapinya
Tentunya ini membuat beban atau stress yang dirasakannya sedikit berkurang sehingga hatinya lebih tenang dan ia bisa mengatur emosinya.
Di samping itu, ada beberapa manfaat lainnya dari menulis buku harian seperti yang dikutip dari Everything Mom.
1. Meningkatkan kemampuan menulis dan berkomunikasi
Kemampuan berkomunikasi tidak selalu tentang komunikasi verbal, melainkan juga non-verbal seperti menulis.
Bahkan kemampuan komunikasi yang baik melalui tulisan diperlukan untuk keberhasilan dalam dunia akademik.
Nah, dengan terbiasa menulis buku harian, ini akan menjadi stimulasi yang tepat untuk mengasah kemampuan menulis anak.
Baca Juga: Tips Psikolog: Percaya Pada Anak Saat Ia Melakukan Tugas Domestik
2. Meningkatkan pemahaman dalam membaca
Tak hanya meningkatkan kemampuan menulis, kemampuan dalam memahami bacaan pun juga akan meningkat dengan terbiasa menulis buku harian.
Hal ini dikarenakan, ketika anak menulis buku harian, ia akan cenderung membaca kembali catatan harian sebelumnya.
Anak juga terbiasa membaca ulang tulisannya untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan.
Baca Juga: Kapan Mulai Ajarkan Tugas Domestik pada Anak? Ini Kata Psikolog
3. Membuat anak kreatif
Menulis buku harian dengan cara story-telling dapat membentuk jalur saraf penting yang terkait dengan kreativitas anak.
Kreativitas ini penting untuk anak dalam memecahkan masalah yang akan dihadapinya di masa depan.
Baca Juga: Cara Menghadapi Sindrom Sarang Kosong, Kesedihan Berlebih Saat Anak Merantau
4. Meningkatkan ketelitian
Ketika anak menulis buku hariannya, anak akan terbiasa untuk membaca ulang tulisannya untuk menemukan dan mengoreksi kesalahan mengeja.
Hal ini dapat meningkatkan ketelitian anak sekaligus meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa, dalam hal ini mengeja.
Perlu diingat bahwa, kemampuan mengeja yang baik adalah awal yang penting untuk menguasai sebuah bahasa.
(*)