Dalam penyampaiannya, presiden mengutip pernyataan yang diutarakan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, bahwa tahun kedua pandemi Covid-19 bisa jauh lebih mematikan.
"Dokter Tedros, Dirjen WHO, menyampaikan bahwa pada tahun kedua pandemi dampaknya bisa jauh lebih mematikan dibanding tahun pertama," ucap Jokowi.
Di samping itu, Jokowi menambahkan kalau perkembangan berbagai varian baru virus Covid-19 menjadi tantangan tersendiri.
Oleh karena itu, sebagai masyarakat kita dihadapkan pada fakta bahwa kemungkinan pandemi tahun kedua lebih berbahaya dan adanya mutasi virus yang masuk ke Indonesia.
Tentu saja ini bukan hal mudah bagi kita untuk menghadapinya.
Baca Juga: Kawan Puan Baru Bepergian ke Luar Kota? Satgas Covid-19 Ingatkan untuk Karantina Mandiri 5x24 Jam
Bercermin dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa akses vaksin yang adil dan merata itu sulit diwujudkan.
Mengetahui hal tersebut, Jokowi menyatakan suatu solusi yakni dengan cara dunia mengambil langkah jangka pendek, menengah, dan panjang terkait distribusi vaksinasi ini.
Untuk jangka pendek, yaitu memperkuat skema COVAX (Covid-19 Vaccines Global Access) facility yang merupakan akses setara untuk vaksin-vaksin Covid-19 di seluruh dunia.
Di mana hal tersebut merupakan bentuk solidaritas yang harus didorong dan dilipatgandakan, khususnya dalam mengatasi masalah rintangan suplai vaksin.
Selanjutnya, dalam jangka menengah dan panjang, dunia harus melipatgandakan produksi vaksin untuk memenuhi kebutuhan global dan membangun ketahanan kesehatan.
Baca Juga: Kenali Gejala Virus Corona Varian Baru yang Sudah Masuk ke Indonesia
(*)