Di samping itu, survei dalam jurnal Facing (and fixing) the Problem of Sexual Harassment in Theater tahun 2018 yang dilakukan terhadap seniman profesional, perusahaan teater, dan departemen teater perguruan tinggi serta universitas di Amerika Serikat menyebutkan bahwa sebagian besar korban tidak melapor karena takut akan dampak profesional.
Mereka takut kariernya berhenti dan melaporkan kejadian kekerasan seksual adalah reaksi berlebihan yang akan mengancam kariernya di industri hiburan.
Hasil survei tersebut didukung pula oleh temuan dari penelitian kelompok Cultural Diversity: Opportunities and Socialization (CuDOS) terhadap pekerja sektor budaya dan media di Belgia tahun 2018, di mana para korban kekerasan seksual memilih tidak melapor karena takut akan konsekuensi terhadap karier mereka.
Pada akhirnya, alasan karier dan profesionalisme di masa depan, jadi penyebab utama penyintas kekerasan seksual di industri hiburan tidak melapor.
Hal ini tentu sangat merugikan dan harus segera kita ubah bersama. (*)